MASA DEWASA DAN MASA LANSIA
PENDAHULUAN
Manusia
adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk
yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri
baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada
diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara
nyata.
PEMBAHASAN
A. PEMBAGIAN PERKEMBANGAN MASA DEWASA
Pembagian
perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:
1. Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang
dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai
tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini
manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat
ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya
terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi
dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama
dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.Dan masalah yang
timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri
setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku
individu.
Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.[1]
Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.[1]
2. Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang
berawal dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa
madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek
lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran- kemunduran.
Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan
secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial- emosional-
nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau
peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada
akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis
ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic
pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian
secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier
pada masa dewasa.[2]
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50
tahun. Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia
40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa
madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki
tiga macam tugas:
a. Penilaian kembali pada masa lalu.
b. Perubahan struktur kehidupan.
c. Proses individuasi.
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan
yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur
kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses
individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase
penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)[3]
3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau
masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya
yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi
seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri
sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita
perhatian.
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas. Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.[4]
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas. Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.[4]
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi
pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim
ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa
akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas
adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa
pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang
tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan
mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan
dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas
merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas
paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah
memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah
berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan
dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang
kematian.[5]
v TEORI PENTAHAPAN MENURUT ERIKSON (1963)
Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas
sesorang sekaligus mamasuki masa dewasa awal yang ditandai oleh intimitasi vs
isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi meliputi sebagian besar
masa hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan sesorang dapat berkembang
kearah generativitas vs stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan atau fase
terakhir seseorang dapat berkembang kearah integritas-ego vs putus asa. Erikson
percaya pada Fase generativitas vs stagnasi bahwa orang dewasa tengah berada
pada posisi berbahaya menghadapi persoalan hidup yang signifikan.
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya
menghadapi persoalan hidup yang signifikan-generativitas vs stagnasi, adalah
nama yang diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa hidupnya. Generativitas
mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan guna
meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.
v TEORI PENTAHAPAN MENURUT LAVINSON
Fokus perhatian Lavinson dalam mempelajari fase-fase
hidup manusia tertuju pada siklus hidup dari pada jalan hidup seseorang. Jalan
hidup seseorang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, apa yang berubah
selama orang itu hidup merupakan struktur kehidupan yang mengatur transaksi
antara struktur kepribadian dengan struktur sosial. Lavinson membedakan empat
periode kehidupan, yaitu:
1. Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)
2. Masa dewasa awal (17-45 tahun)
3. Masa dewasa madya (40-65)
4. Masa dewasa akhir (60 ke atas)
Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada
di dua masa. Ia meninggalkan masa pra-dewasa dan memasuki masa dewasa awal yang
mencangkup tiga periode, yaitu; pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28
tahun), di mana orang akan mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan
sosial untuk membentuk struktur kehidupan yang stabil. Pada usia antara 28-33
tahun pilihan struktur kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil.
Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai mencapai kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai mencapai kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:
1. Penilaian kembali pada masa lalu
2. Perubahan struktur kehidupan
3. Proses individuasi[6]
v FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ORANG
DEWASA DALAM KEHIDUPANNYA
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang
dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang
paling berpengaruh adalah:
Kekuatan
Fisik
Bagi
banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua
puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan-
persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik
yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu
dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:
1. Sarapan pagi.
2. Makan secara teratur.
3. Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4. Tidak merokok.
5. Olahraga secukupnya.
6. Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam[7]
v KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Karakteristik perkembangan orang dewasa ada 3, yaitu:
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Intelektual
3. Perkembangan Moral[8]
B. MASA TUA
1.
Pengertian masa tua
(lanjut usia)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua :
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C.
Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya. Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis
(1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a)
Kelompok lansia dini
(55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b)
Kelompok lansia (65
tahun ke atas).
c)
Kelompok lansia resiko
tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
2.
Ciri - ciri masa
tua
Menurut Hurlock
(Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
·
Usia lanjut merupakan
periode kemunduran.
·
Orang lanjut usia
memiliki status kelompok minoritas.
·
Menua membutuhkan
perubahan peran.
·
Penyesuaian yang buruk
pada lansia. [9]
3.
Karakteristik masa tua
Menurut Butler dan
Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia yang
bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah:
·
Keinginan untuk
meninggalkan warisan;
·
Fungsi sebagai
seseorang yang dituakan;
·
Kelekatan dengan
objek-objek yang dikenal;
·
Perasaan tentang siklus
kehidupan;
·
Kreativitas;
·
Rasa ingin tahu dan
kejutan (surprise);
·
Perasaan tentang
penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dll.
v PERUBAHAN FISIK PADA MASA TUA
Perkembangan fisik pada
masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Perkembangan masa
dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat
rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan,
dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian
proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan
hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Terdapat sejumlah perubahan
fisik yang terjadi pada periode lansia menurut Elida Prayitno yaitu:
- Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel-sel tubuh.
- Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.
- Penurunan Dorongan Seks.
Pada umumnya perubahan
pada masa lansia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem
organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal,
genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
Kapasitas pernafasan pada lansia akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun
sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut,
dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa orang dewasa
lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan memperkuat
diafragma.
b. Perubahan Sistem persyarafan.
1. Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2. Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3. Mengecilnya syaraf panca indera.
4. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium
& perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.
5. Otak dan sistem syaraf. Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin
adalah bahwa neuron neuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun
demikian otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan
sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.
6. Perkembangan Sensori.
Perubahan sensori fisik
masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan,pendengaran, perasa, pembau,
dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa
mulai dirasakan dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap
gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia
membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika
keluar dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap.
c.
Perubahan panca indera
yang terjadi pada lansia.
Ciri – ciri perubahan pada indra masa lansia salahsatunya sekresi saliva
berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan
lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa
terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan
dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh. Keadaan ini mulai pada usia
70 tahun. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga
mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.
d. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh
jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang
sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul,
jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa.
Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat
menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
e.
Sistem genito urinaria.
1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin
menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria
susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan
menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap
perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
f. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1.
Produksi hampir semua
hormon menurun.
2.
Fungsi paratiroid dan
sekesinya tak berubah.
3.
Pituitary, Pertumbuhan
hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya
produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4.
Menurunnya aktivitas
tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat, dll.
g.
Perubahan sistem
pencernaan pada usia lanjut.
1.
Kehilangan gigi,
Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30
tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2.
Indera pengecap
menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap
(± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa
manis, asin, asam & pahit.
3.
Esofagus melebar, dan
lain-lain.
h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1.
Perubahan sistem
reprduksi.
·
Selaput lendir vagina
menurun/kering.
·
Menciutnya ovarium dan
uterus.
·
Atropi payudara.
·
Testis masih dapat
memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
·
Dorongan sex menetap
sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik. [10]
2.
Kegiatan sexual.
Pada masa usia lanjut
khususnya pada wanita salah satu ciri perubahannya yaitu mengalami fase
menopause. Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami
perubahan. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan),
panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim)
menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat
berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol
kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina, dan
sebagainya.
i.
Perubahan otot
Penurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan
lemak tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang
setelah usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang)
dan metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia. Penurunan
kekuatan otot mengakibatkan orang sering merasa letih dan merasa lemah, daya
tahan tubuh menurun karena terjadi atrofi. Berkurangnya protein tubuh akan
menambah lemak tubuh. Perubahan metabolisme lemak ditandai dengan naiknya kadar
kolesterol total dan trigliserida.
v PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA TUA
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara
umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
|
v FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Ada beberapa faktor
yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut
hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua
mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang
sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
a.
Penurunan Kondisi Fisik
b.
Penurunan Fungsi dan
Potensi Seksual
c.
Perubahan Aspek
Psikososial
d.
Perubahan yang
Berkaitan Dengan Pekerjaan
e.
Perubahan Dalam Peran
Sosial di Masyarakat[11]
v GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA TUA
a. Gangguan persepsi
b. Proses berpikir
c. Gangguan Sensorik dan kognitif
d. Gangguan Kesadaran
e. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang
berhubungan dengan gangguan kognisi. Gangguan orientasi sering ditemukan pada
gangguan kognitif, gangguan kecemasan, gangguan buatan, gangguan konversi dan
gangguan kepribadian, terutama selam periode stres fisik atau lingkungan yang
tidak mendukung. Pemeriksa dilakukan dengan dua cara: Apakah penderita
mengenali namanya sendiri dan apakah juga mengetahui tanggal, tahun, bulan dan
hari.
f.
Gangguan Daya ingat
g.
Gangguan Fungsi
intelektual[12]
Didalam buku “Psikologi Agama” yang ditulis oleh Bambang Syamsul Arifin,
mengatakan bahwa manusia dari masa ke masa selalu bergerak melakukan kegiatan
untuk meraih harapan kesempurnaan dalam hidup dan terhindar dari kekawatiran
mereka, hal demikian tentu juga masih dirasakan oleh golongan orang-orang
lanjut usia.[13]
PENUTUP
Makhluk
hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase manusia
dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal
selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30
an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada
tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu
membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan
keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan
dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir
dan juga hubungan dalam keluarga.
Usia lanjut adalah
periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam
puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang
bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Darajath, Zakiah, Peran
Agama Dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta, 1970
F.J.
Monk dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty Press,
2004)
Hurlock Elizabeth B., Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan, Erlangga,
Jakarta, 1992.
Muhibbin
Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Samsunuwiyati
Mari’at, Psikologi Perkembangan, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005)
http://allabout-psikologi.blogspot.com/2013/8/dewasa-madya.html
[1]
Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta, Gelora Aksara Pratama :
1980 ) hlm, 277
[2]
http://allabout-psikologi.blogspot.com/2013/8/dewasa-madya.html
[3]
Ibid, hlm 319
[5]
Samsunuwiyati Mari’at, Psikologi Perkembangan, ( Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hlm 242-253
[6]
F.J. Monk dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty
Press, 2004) hlm,326-329 Cet 15
[8]
Ibid, hlm 234
[9]
Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta, Gelora Aksara Pratama :
1980 ) hlm, 380
[10]
F.J. Monk dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty
Press, 2004) hlm, 347. Cet 15
[11]
Syah Muhibbin .
Psikologi Pendidikan.( Bandung: Rosda Karya, 1997) hlm 17
[12]
F.J. Monk dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada Universty
Press, 2004) hlm, 354. Cet 15
0 Response to "MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: MASA DEWASA DAN MASA LANSIA"
Post a Comment