TUNJANGAN FUNGSIONAL DAN MOTIVASI MENGAJAR
A.
TUNJANGAN FUNGSIONAL
1.
Pengertian Tunjangan
Fungsional
Tunjangan Fungsional Guru adalah pemberian
tunjangan kepada pendidik dalam hal ini guru karena jabatan fungsionalnya sebagai
guru. Program ini mencakup guru di sekolah negeri dan swasta. Untuk guru di
sekolah negeri, dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah sedangkan untuk guru di
sekolah swasta Non-PNS dikelola oleh Pusat melalui Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas.[1]
2.
Tujuan Pemberian
Tunjangan Fungsional
a.
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesejahteraan guru sehingga
penghasilan yang diterima sebagai guru dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari serta untuk memberikan penghargaan kepada guru yang telah
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
b.
Tujuan Khusus
- Sebagai
penghargaan kepada profesi guru
- Mendorong dan memotivasi guru untuk terus meningkatkan
kompetensi dan kinerja profesionalnya dalam melaksanakan tugas di sekolah
- Mendorong guru untuk fokus melaksanakan tugas sebagai pendidik,
pengajar, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didiknya dengan sebaik-baiknya.
3.
Jenis-Jenis Tunjangan
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Berdasarkan Surat Direktur Perbendaharaan Nomor S-6053/PB/2006
tanggal 16 Agustus 2006 jenis-jenis tunjangan yang diterima bagi seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) antara lain : [2]
a.
Tunjangan Jabatan Fungsional
1. Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata
Komputer
2. Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor
3. Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata
Humas
4. Tunjangan Jabatan Fungsional Perancang
Perundang-undangan
5. Tunjangan Jabatan Fungsional Agen
6. Tunjangan Jabatan Fungsional Peneliti
7. Tunjangan Jabatan Fungsional Perekayasa
dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
8. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman,
Pengawasa Bibit Ternak, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Pengawas
Perikanan, Pengendali Hama Dan Penyakit Ikan, dan Pengawas Benih Ikan
9. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan
10. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan
11. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali
Dalmpak Lingkungan
12. Tunjangan Jabatan Fungsional Teknik
Penggalian, Teknik Jalan dan hambatan, Teknik Tata Bangunan dan Perumahan, dan
Teknik Penyehatan Lingkungan
13. Tunjangan Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan
14. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyelidik
Bumi
15. Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa
Paten dan Pemeriksa Merek
16. Tunjangan Jabatan Fungsional Perencana
17. Tunjangan Jabatan Fungsional Analisis
Kepegawaian
18. Tunjangan Jabatan Fungsional Aspirasi
dan Kepustakawan
19. Tunjangan Jabatan Fungsional Polisi
Kehutanan
20. Tunjangan Jabatan Fungsional Pemeriksa
Pajak, Pemeriksa Bea dan Cukai dan Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
21. Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata
Nuklir
22. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengamat
Meteorologi dan Geofisika
23. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi
24. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh
Perindustrian dan Perdagangan
25. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana
26. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengamat
Gunungapi
27. Tunjangan Jabatan Fungsional Teknisi
Penerbangan
28. Tunjangan Jabatan Fungsional Penguji
Mutu Barang dan Penera
29. Tunjangan Jabatan Fungsional Statistisi
30. Tunjangan Jabatan Fungsional Perantara
Hubungan Industrial
31. Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama
32. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengawas
Ketenagakerjaan
33. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengawas
Farmasi dan Makanan
34. Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter,
Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan,
Epidemiolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Sanitarian, Administrator
Kesehatan, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi, Nutrisionis, Bidan,
Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan Teknisi Elektromedis
35. Tunjangan Jabatan Fungsional Instruktur
36. Tunjangan Jabatan Fungsional Pekerja
Sosial
37. Tunjangan Jabatan Fungsional Pengantar
Kerja
38. Tunjangan Jabatan Fungsional Penggerak
Swadaya Masyarakat
39. Tunjangan Jabatan Fungsional Dosen
40. Tunjangan Jabatan Fungsional Widyaiswara
41. Tunjangan Jabatan Fungsional Teknisi
Siaran, Andalan Siaran, dan Adikara Siaran
42. Tunjangan Jabatan Fungsional Jaksa
b.
Tunjangan yang dipersamakan dengan Tunjangan Jabatan
1. Tunjangan Tenaga Kependidikan
2. Tunjangan Jabatan Anggota dan
Sekretaris Pengganti Mahkamah Pelayaran
3. Tunjangan Jabatan Fungsional Jabatan
bagi Pejabat tertentu yang ditugaskan pada Badan Pemeriksa Keuangan
4. Tunjangan Jabatan Hakim
5. Tunjangan Jabatan Panitera
6. Tunjangan Jabatan Jurusita dan
Jurusita Pengganti
7. Tunjangan Pengamat Gunungapi
bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II
8. Tunjangan Jabatan Fungsional Petugas
Kemasyarakatan
9. Tunjangan Jabatan Fungsional Jabatan
lain yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil berdasarkan peraturan perundang-undangan
*)
Keterangan :
*) Tunjangan Jabatan lain yang
diberikan kepada pegawai Negeri Sipil berdasarkan peraturan perundang-undangan
digunakan untuk menampung Tunjangan Jabatan Fungsional yang dipersamakan dengan
Tunjangan Jabatan yang masih dalam proses penyelesaian
4.
Kriteria Guru Penerima
Tunjangan Fungsional
a. Guru yang mengajar di sekolah swasta jenjang SD, SMP, SLB, SMA dan
SMK dengan status Guru Tetap Yayasan (GTY) dan memiliki jam wajib mengajar
minimal 24 jam setiap minggu, yang dibuktikan dengan SK/Surat Penugasan dari
Kepala Sekolah masing-masing.
b. Guru yang mengajar di sekolah swasta jenjang SD, SMP. SLB, SMA dan
SMK dengan status Guru Tidak Tetap (GTT) dan memiliki jam wajib mengajar
minimal 24 jam per minggu, yang dibuktikan dengan SK/Surat Penugsan dari Kepala
Sekolah masing-masing, serta sudah memiliki masa kerja tugas sebagai GTT minimal
2 (dua) tahun atau sudah mulai bertugas per Januari 2005 tanpa putus.
c. Jumlah 24 jam mengajar per minggu dapat dihitung dari penjumlahan
jam mengajar seorang Guru lebih dari satu sekolah.
B.
MOTIVASI MENGAJAR
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi belajar adalah suatu proses
untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam
diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[3]
|
Motivasi belajar memegang peranan penting
dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang
mempunyai motivasi kuat dan memiliki energi, banyak untuk melakukan kegiatan
belajar. Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan atau daya serap
belajar tetapi juga memberi arah yang jelas. Motivasi juga bukan hanya berperan
dalam belajar di sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang kehidupan yang
lain.[5]
Seperti firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 218:
bÎ) úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä z`É©9$#ur (#rãy_$yd (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# y7Í´¯»s9'ré& tbqã_öt |MyJômu «!$# 4 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇËÊÑÈ
Artinya :
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Dalam penjelasan ayat di atas bahwa
orang mukmin yang mempunyai harapan tidak akan duduk berpangku tangan, ia akan
selalu berusaha, berjuang agar memperoleh hasil yang diharapkan atau mencapai
tujuan. Jadi kesimpulannya kita harus optimis, semangat terus berjuang tidak
kenal lelah dan tidak kenal putus asa.
Menurut Hugo F Reading, bahwa
motivasi adalah apa yang membuat seseorang melakukan aktivitas yang didominan,
sebagai suatu proses yang menentukan, tingkah laku aktivitas, intersitas, serta
arah umum perilaku manusia, merupakan konsep yang rumit. Motivasi berkaitan
dengan konsep-konsep lain seperti minat, sikap, konsep diri, aspirasi dan
sebagainya.[6]
Menurut Oemar Hamalik, menyatakan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu terbentuk suatu
aktivitas nyata berupa fisik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa suatu
aktivitas seseorang yang berupa kegiatan fisik itu adalah karena seseorang
mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi
yang kuat untuk mencapainya dengang segala upaya yang dapat dia lakukan untuk
mencapinya.[7]
2.
Tujuan Motivasi
Belajar
Secara umum dapat dikatakan bahwa
tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan diterapkan di dalam kurikulum
sekolah.[8]
Jadi tujuan motivasi belajar ialah
agar siswa dapat belajar dengan baik serta memiliki semangat belajar yang
tinggi.
3.
Teori Motivasi
Belajar
Teori motivasi ada bermacam-macam,
salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa
adalah yang dikembangkan oleh Maslow. Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Kebutuhan-kebutuhan ini (yang memotivfasi tingkah laku individu) dibagi Maslow
ke dalam tujuh kategori, yaitu :
a.
Fisiologis. Ini merupakan
kebutuhan manusia yang paling besar, meliputi kebutuhan akan makan, pakaian dan
tempat berlindung yang penting untuk memprtahankan hidup.
b.
Rasa aman. Ini merupakan
kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidak
pastian, ketidak adilan, keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan
pada diri sendiri.
c.
Rasa cinta. Ini merupakan
kebutuhan efeksi dan pertalian dengan orang lain.
d.
Penghargaan. Ini merupakan
kebutuhan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dan dihormati orang lain.
e.
Aktualisasi diri. Ini merupakan
kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya dan merealisasikan
potensi-potensi yang dimilikinya.
f.
Mengetahui dan mengerti. Ini
merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk
mendapatkan pengetahuan, keterangan dan mengerti sesuatu.
g.
Kebutuhan estetik. Kebutuhan
ini dimanifestasikan sebagai mkebutuhan akan keturunan, keseimbangan dari suatu
tindakan.[9]
Relevan dengan kebutuhan itu maka ada
teori motivasi lain yang perlu diketahui, yaitu :
a.
Teori instink. Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti
tingkah laku binatang/animal. Tindakan manusia itu selalu terkait dengan
instink atau pembawaan. Tokoh teori ini adalah Mc. Dougall.
b.
Teori Fisiologis. Teori ini disebutkan ”Behavior Theories”. Menurut teori ini semua
tindakan manusia berakar pada usaha memenuhi kepuasan atau kebutuhan organic
atau kebutuhan fisiknya dan dalam teori ini muncul perjuangan hidup, perjuangan
untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.
c.
Teori Hedonisme. Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah
suatu aliran didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama
manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut
pandangan hedonisme, manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mementingkan
kehidupan yang penuh kesenangan dan kenkmatan. Oleh karena itu, sikap
menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif
pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada mengakibatkan kesukaran,
kesulitan, penderitaan dan sebagainya.
Implikasi dari teori ini adanya
tanggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal; yang sulit dan
mengusahakan atau yang mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan
sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya, siswa disuatu kelas merasa
gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman darikepala sekolah bahwa guru
matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa motivasi itu sangat diperlukan. Menurut teori hedonisme para
siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas memenuhi kesenangannya.
d.
Teori Reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan
atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan
pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu
hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan tempat ia hidup
dan dibesarkan, oleh karena itu teori ini disebut teori lingkungan kebudayaan.
Menurut teori ini apabila seorang
pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotifasi anak buah atau anak didiknya.
Pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan
kebudayaan yang berbeda-beda perlu adanya pelayanan dan pendekatan yang berbeda
pula, termasuk pelayanan dalam pemberian motivasi terhadap mereka.
e.
Teori Daya Pendorong
Teori
ini merupakan paduan antara “Teori Naluri” dengan “teori reaksi yang
dipelajari.” Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya
pendorong pada jenis kelamin yang lain, semua orang dalam semua kebudayaan
mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang
digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlainan
bagi tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing.
Menurut teori ini, bila seorang
pemimpin atau pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya
atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari
lingkungan yang dimiliki. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
fisik ataupun kebutuhan psikis, oleh karena itu, menurut teori ini, apabila
seorang pendidik bermaksud berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan
orang yang akan dimilikinya.[10]
f.
Teori Psikoanalitik.[11]
Teori ini mirip dengan teori instink,
tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia.
Motivasi yang ada pada setiap orang iyu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.:
a.
Tekun menghadapi kesulitan
b.
Ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
sebaik mungkin.
c.
Menunjukkan minat terhadap
macam-macam masalah untuk orang dewasa.
d.
Lebih senang bekerja mandiri.
e.
Dapat dipertahankan
pendapatnya.
f.
Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini
4.
Macam-Macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis
motivasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian,
motivasi atau motivativ yang aktif itu
sangat bervariasi.
a. Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya
1. Motif-motif bawaan
Adalah motif yang dibawa sejak lahir,
jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali diisyaratkan
secara biologis.
2. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari.
b. Jenis-jenis motivasi menurut bagian dari
Woodwart dan Marquis
1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi
misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan
kebutuhan untuk beristirahat.
2. Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis
motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas, untuk
berusaha dan untuk memburu, jelasnya jenis motivasi ini timbul karena
rangsangan dari luar.
3. Motif-motif obyektif, motif-motif ini muncul
karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
c. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya:
refleksi, instink, otomatis nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah
yaitu kemauan.
d. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud motivasi intrinsic
adalah motif-motif yang menjadi aktif dan fungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar karenadalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
Bila seorang telah memiliki motivasi
intrinsic dalam dirinya, maka ia sadar akan melakukan suatu kegiatan yuang
tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar motivasi
intrinsic sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Dan seorang yang memiliki
motivasi intrinsic, suatu ingin maju dalam belajar.[12]
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar
keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain
dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik.
5.
Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
a.
Motivasi sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas Belajar.[13]
Seseorang melakukan aktivitas belajar
karena ada yang mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum
sampai pada tatanan motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Minat
merupakan kecenderungan psikologis yang menyenaangi objek, belum sampai
melakukan kegiatan. Namun minat adalah alat motivasi dalam belajar.
b.
Motivasi berupa pujian lebih
baik dari pada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan
dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian.
Setip orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga.
c.
Motivasi berhubungan erat
dengan kebutuhan dalam belajar.
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari
oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan.
Oleh karena itulah anak didik belajar, karena apabila tidak belajar berarti
anak didik tidak akan mendapat ilmu pengetahuan.
d.
Motivasi dapat memupuk
optimisme dalam belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi
dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.
Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang siasia. Hasilnya pasti akan
berguna tidak hanya kini, tetapi juga dihari-hari mendatang, setiap ulangan
yang diberikan oleh guru tidak dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah
gelisah, tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri.[14]
6.
Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa
dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.
Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses dan hasil akhir.
b.
Menginformasikan tentang
kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
c.
Mengarahkan kegiatan belajar.
d.
Membentuk semangat belajar.
e.
Menyadarkan tentang adanya
perjalanan dan kemudian bekerja yang berkesinambungan, individu dilatih untuk
menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.[15]
7.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Motivasi kejiwaan merupakan segi
kejiwaan yang mengalami perkembangan. Artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain:[16]
a.
Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada
keinginan anak sejak kecil seperti belajar berjalan, makan makanan yang lezat,
berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan lain-lain selanjutnya.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemuan bergiat, bahkan
dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita
dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai
kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
b.
Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu
dibarengi dengan kemampuan atau kecapan mencapainya, keinginan membaca perlu
dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
c.
Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi
jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar seorang siswa yang sedang
sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya
seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d.
Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan
alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan
motivasi belajar mudah diperkuat.
e.
Unsur-unsur Dinamis dalam
Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian,
kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan lingkungan
tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan, lingkungan budaya siswa
yang berupa surat
kabar, majalah, radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua
lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
f.
Upaya Guru dalam Membelajarkan
Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa
terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi
hal-hal : (i). Menyelenggarakan tertib belajar disekolah (ii).Membina disiplin
belajar dalam tiap kesempatan seperti memanfaatkan waktu dan pemeliharaan
fasilitas sekolah. (iii) Membina belajar tertib pergaulan. (iv) Membina belajar
tertib lingkungan sekolah.[17]
[3] Chatidjah Hasan, Dimensi-Dimensi
Psikologi Pendidikan, (Surabaya
: Al Ikhlas, 1994), h. 144-145.
[4] Chatidjah Hasan, Dimensi-Dimensi
Psikologi Pendidikan …, h. 75.
[5] W. S. Winkel SJ, Psikologi
Pengajaran, (Jakarta : PT Grafindo, 1999),
cet, V. Edisi Revisi, h. 150-151.
[6] Junardi T, Bimbingan
Konseling Sekolah, (Semarang
: Tim pengadaan Buku Pelajaraaaan IKIP Semarang, 1989), h. 154.
[7] Syaeful Bahri Djamaroh,
Psikologi Belajar, (Jakarta
: PT Rineka Cipta, 2002), h. 114.
[8] Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan, (Bandung
: Remaja, Rosdakarya, 2003), h. 72.
[9] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya, (Jakarta
: Rineka Cipta, 1995), cet III, h. 171-173.
[10] Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan …, h. 74.
[11] Martin Handoko, Motivasi Daya
Penggerak Tingkah Laku, (Yogyakarta :
Kanisius, 1992), h. 16.
[12] Syaeful Bahri Djamaroh,
Psikologi Belajar …, h. 115.
[13] Syaeful Bahri Djamaroh,
Psikologi Belajar …, h. 119.
[14] Syaeful Bahri Djamaroh,
Psikologi Belajar …, h. 121
[15] Dimyati dan Mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran, (Jakarta
: Rineka Cipta, 1999), h. 85.
[16] Dimyati dan Mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran …, h. 97.
0 Response to "TUNJANGAN FUNGSIONAL DAN MOTIVASI MENGAJAR"
Post a Comment