PTK: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN BAGI SISWA KELAS VI SDN WONOYOSO


A.   JUDUL PENELITIAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN BAGI SISWA KELAS VI SDN WONOYOSO.

B.     Bidang Kajian
Strategi pembelajaran dan hasil belajar siswa.

C.     Pendahuluan
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Proses pembelajaran di sekolah intinya terletak pada aspek membaca, menulis, dan berhitung. Membaca merupakan kegiatan melihat, mengucapkan atau melapalkan kata menjadi kalimat sehingga memiliki arti tersendiri dalam suatu rangkaian. Menulis merupakan kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat dengan menggunkan media tulis, sehingga dapat dibaca dan memiliki arti tertentu. Sedangkan berhitung merupakan kegiatan yang berkaitan dengan angka dalam bentuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara khusus menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena melibatkan kemampuan berpikir untuk dapat mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis.
Pembelajaran menulis memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran ketrampilan berbahasa yang lain, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini dikarenakan menulis menghendaki pengusaan berbagai aspek kebahasaan seperti struktur bahasa, kosa kata, dan penguasaan kaidah-kaidah sintaksis serta tanda baca. Untuk memperoleh tulisan yang efektif seorang penulis harus mampu memikirkan dan merenungkan gagasan atau idenya secara jelas dan mengembangkannya secara segar, jelas, dan terperinci. Selanjutnya menuangkannya dalam kalimat-kalimat efektif dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Hal inilah yang dirasakan sulit oleh siswa kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Ketika pembelajaran dengan kompetensi dasar : menulis surat undangan dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan berlangsung, siswa pasif dalam menerima dan menaggapi materi pembelajaran yang disajikan guru. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru sambil melakukan kegiatan yang lain, yaitu corat-coret, melamun, dan berbicara dengan temannya. Siswa enggan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Mereka juga tidak mau bertanya meskipun belum memahami materi pembelajaran. Di samping itu  mereka juga belum melaksanakan tugas dari guru dengan penuh tanggung jawab. Hal ini dikarenakan guru kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran. Guru masih menekankan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran pembuatan surat undangan. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa dari tigapuluh orang siswa, hanya enam siswa atau 20% yang hasilnya memenuhi standar ketutasan belajar minimal yang ditetapkan sekolah.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam menulis surat undangan dikarenakan sikap siswa yang kurang tertarik pada materi pelajaran, dan monotonnya guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Hal ini jika tidak segera diatasi akan mengganggu proses pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka judul penelitian yang ditetapkan adalah : “Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Undangan Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecmatan Pringapus, Kabupaten Semarang Semester 1.

2.      PERUMUSAN MASALAH
a.       Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan menulis surat undangan bagi siswa kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?”
b.      Cara pemecahan masalah
Penelitian yang relevan berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan menulis surat undangan berdasarkan hasil penelitian Sritini, dilakukan dengan metode diskusi kelompok. Hasilnya menunjukan bahwa dengan adanya diskusi kelompok yang dibina, siswa mampu membuat surat undangan secara lebih baik dan seragam, dengan diskusi akan dibangun persamaan persepsi bagaimana membuat kartu undangan yang baik.
Demonstrasi merupakan tindakan memperagakan sesuatu, sehingga menyerupai kejadian yang sesungguhnya. Dengan demonstrasi siswa diberi contoh oleh guru bagaimana membuat surat undangan yang baik dan benar. Dengan adanya contoh siswa akan beusaha untuk mencontoh, sehingga pada akhirnya mampu membuat surat undangan sendiri.
3.      TUJUAN PENELITIAN
a.       Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : untuk meningkatkan kemampuan menulis surat undangan melalui penerapan model pembelajaran terpadu bagi siswa kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
b.      Tujuan Khusus
1.    Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran terpadu.
2.    Meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran terpadu.
3.    Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran terpadu.

4.      MANFAAT PENELITIAN
a.    Manfaat bagi siswa yaitu :
1.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat undangan.
2.    Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
b.    Manfaat bagi guru yaitu :
1.    Mengembangkan modal pembelajaran terpadu intra bidang studi Bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis surat undangan.
2.    Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung.
3.    Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4.    Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran.
c.    Manfaat bagi sekolah :
1.    Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan model pembelajran terpadu.
2.    Menumbuhkan kerjasama antar guru yang berdampak positif pada   kualitas pembelajaran di sekolah.
5.     KAJIAN PUSTAKA
 Kajian Teori
a.       Pengertian Belajar
Menurut Darmodiharjo (2004 : 38-39) mengemukakan bahwa guru dalam pelaksanaan tugasnya memiliki peran yang meliputi : sebagai motivator , fasilitator, pembimbing, evaluator, pengembang materi pelajaran, pengelola proses belajar mengajar dan agen pembaharu.
Sebagai motivator, guru perlu membangkitkan semangat belajar peserta didiknya agar tidak cukup hanya belajar di sekolah saja, tetapi perlu pendidikan nonformal, sebagai fasilitator perlu ahli dan menguasai secara utuh bidang studi yang diajarkannya, karena guru perlu memberikan contoh mengenai banyak cara mengatasi peserta didiknya yang mengalami kesulitan. Sebagai pembimbing guru perlu memberikan perhatian kepada peserta didiknya yang mengalami kesulitan dengan penuh tanggung jawab. Sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar , guru perlu mengerahkan semua sumber belajar. Sebagai agen pembaharu guru dituntut untuk aktif  berinisiatif serta kreatif untuk membuat pembaruan. Pembaruan pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dan kecenderungan yang bakal terjadi di masyarakat. Untuk itu guru tidak boleh lepas dari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang menjadi bidang ajarnya.
Menulis dapat didenifisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan. Disebutkan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya. Menurut Tarigan (2006 : 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkominkasi secara tidak langsung,  tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Banyak manfaat yang bisa diproleh dari manfaat menulis. Menurut Komaidi (2008: 12-13) bahwa setidaknya ada 6 manfaat menulis : (1) menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realita di sekitar; (2) mendorong untuk mencari referensi, sehingga menabh wawasan dan pengetahun tentang apa yang akan ditulis; (3) melatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sitematis, dan logis; (4) mengurangi tingkat ketegangan dan stres; serta (5) mendapatjan kepuasan batin; dan (6) membuat penulis jadi populer.
Surat adalah kertas yang di tulis berbagai-bagai isi maksudnya (Budiono, 2006: 493). Surat merupakan salah satu komunikasi yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebuah surat dikatakan efektif bila pesan yang ingin dikomunikasikan penulis sampai pada tujuannya, artinya pesan yang dikirimkan penulis dapat dipahami, diterima dan direspon pembaca sesuai harapan penulis. Menurut pendapat Elliot (Wahyudi, 2006: 24-25) bahwa surat adalah penyampai rasa simpati dan cinta, penghubung dengan teman-teman yang terpisah, penghibur dari kesepian, pengikat dari keluarga yang terpencar-pencar, pengembang dari kehidupan yang umum.
Kata kemampuan berasal dari bentuk dasar mampu yang berarti sanggup atau dapat melakukan sesuatu (Budiono, 2006: 332). Kemampuan menulis surat undangan berarti kesanggupan untuk melakukan pekerjaan menulis atau membuat surat undangan sesuai dengan jenis undangan yang telah ditetapkan : ulang tahun, acara keagamaan, kegiatan sekolah, kenaikan kelas dan sebagainya. Kemampuan menulis surat undangan pada siswa kelas VI  Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berupa tes tertulis, yaitu membuat surat undangan. Keberhasilan menulis surat undangan ulang tahun tersebaut adalah apabila siswa telah mampu memenuhi kriteria berikut minimal 65%, yaitu : (1) bagian-bagian surat dibuat lengkap; (2) menggunakan kalimat- kalimat efektif; (3) memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca; dan (4) bentuk dan keindahan surat.
Pembelajaran terpadu adalah suatu proses untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan terpadu yang komponen- komponen materi pembelajarannya menjadi satu dan tidak diajarkan secara terpisah-pisah. Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak berdiri sendiri atau terpisah-pisah (Dirjen Dikti Depdiknas, 2007: 34). Arah dan holistik). Di samping itu dalam kehidupan sehari-hari siswa menggunakan pengetahuan tidak secara perbagian tetapi secar utuh. Oleh karena itu akan lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju pemikiran secara utuh tersebut. (Dirjen Dikti Depdiknas, 2007: 35). Dalam buku Kapita Selekta Pembelajaran oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (2007: 53) disebutkan bahwa pembelajaran terpadu membuat proses belajar menjadi relevan dan kontekstual, sehingga berarti bagi siswa. Pembelajaran ini menekankan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa dibuat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses memliki ciri-ciri: (1) berpusat pasa siswa; (2) memberikan pengalaman langsung kepada siswa; (3) pemisahan antar aspek dalam mata pelajaran bahasa indonesia tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai aspek dalam suatu proses pembelajaran; (5) bersifat fleksibel; dan (6) hasil pembelajaran dapat bekembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dalam pembelajaran terpadu, tema merupakan alat pengikat aspek dalam satu bidang studi atau pengikat antar bidang studi. Peranan tema dalam pembelajaran terpadu adalah : (1) memudahkan siswa memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu; (2) siswa dpat membelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama; (3) pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa; (5) siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) siswa lebih begairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata : bertanya, bercerita, menulis, deskripsi, menulis surat dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa sekaligus mempelajari pelajaran lain.
b.      Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran terpadu adalah suatu proses untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan terpadu yang komponen-komponen materi pembelajarannya menjadi satu dan tidak diajarkan secara terpisah-pisah. Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan pelajaran secara terpadu, yaitu ; dengan menyatukan, menghubungkan atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri atau terpisah-pisah.
c.       Hasil Belajar
Kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi dari kata Belanda yaitu “prestake” kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan, keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu (Arifin,1999; 78). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar ( Tri Anni, 2004; 4).
d.      Hakekat Surat
Surat merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebuah surat dikatakan efektif bila pesan yang ingin dikomunikasikan penulis sampai pada tujuannya, artinya pesan yang dikirimkan penulis dapat di pahami, diterima dan direspon pembaca sesuai dengan harapan penulis.
Kemampuan menulis surat undangan berarti kesnaggupan untuk melakukan pekerjaan menulis surat atau membuat surat undnagan sesaui dengan jenis undngan yang telah di tetapkan : ulang tahun, acara keagamaan, kegiatan sekolah, kenaikan kelas dan sebagainya.
6.      KERANGKA BERFIKIR
Model pembelajaran terpadu intra bidang studi bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa aspek atau komponen dalam bidang studi bahasa Indonesia. Aspek atau komponen tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Sedangkan sastra dan kebahasaan dapat disampaikan melalui ke empat keterampilan bahasa tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Wonoyoso dalam menulis surat undangan, pembelajartannya disajikan dalam bentuk terpadu, siswa akan menggali dan mengait-ngaitkan pengalaman yang diperoleh dalam pembelajaran.
A.     Metode Penelitian
1.      Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
2.      Variabel/faktor yang diselidiki
Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian adalah :
a.       Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran terpadu.
b.      Keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa indonesia dengan penerapan pembelajaran terpadu.
c.       Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran terpadu.
B.     Prosedur /langkah-langkah
Tindakan penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan rincian sebagai berikut :
a.       Perencanaa :
1.      Menelaah materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI semester I yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran.
2.      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan.
3.      Menyiapkan lembar angket dan lembar soal.
4.      Menyiapkan lembar observasi yang berupa pre tes dan pos tes, serta lembar kerja siswa.
b.      Pelaksanaan tindakan
Tahap ini meliputi :
1.      Kegiatan awal :
Mempersiapkan siswa untuk pelaksanaan pembelajaran.
2.      Kegiatan inti :
Siswa dibagi menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima atau enam siswa. Materi diskusi adalah membuat surat undangan ulang tahun berdasarkan wacana yang telah dipersiapkan oleh guru,guru melakukan pemantauan dan bimbingan.
3.      Kegiatan akhir
Guru mengukuhkan hasil diskusi siswa, menyimpulkan dengan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis surat undangan.
c.       Obsevasi
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Pada akhir siklus II siswa diminta mengisi angket untuk menyatakan pendapatnya tentang model pembelajaran yang digunakan guru.
d.      Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Hasil pengamatan kolaborator dan guru peneliti didiskusikan bersama . Kolaborator bersama guru peneliti membahas kekurangan  dan kelebihan yang muncul pada  siklus 1 dan  memutuskan alternatif  pemecahannya  untuk dipergunakan  sebagai bahan pertimbangan  dalam menentukan tindakan pada siklus  berikutnya.



C.     Siklus Penelitian           
C.1. Siklus Pertama
1)      Perencanaan
a.       Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi membuat surat undangan.
b.      Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa lembar angket dan lembar soal.
c.       Menyiapkan lembar kerja siswa.
d.      Menyiapkan lembar kerja obsevasi yang akan digunakan.
e.       Menyiapkan lembar evaluasi yang berupa pre tes dan pos tes.
2)      Pelaksanaan Tindakan
Tahapan ini meliputi :
1.      Kegiatan Awal : Diadakan apersepsi tentang konsep pembuatan surat undangan.
2.      Kegiatan Inti :
a.       Siswa dibagi menjadi lima kelompok.
b.      Tiap kelompok terdiri dari  enam anak.
c.       Penyampaian materi diskusi adalah membuat surat undangan ulang tahun.
d.      Guru peneliti melakukan pemantauan dan bimbingan.
3.      Kegiatan Akhir :
Guru mengukuhkan hasil diskusi siswa dan menyimpulkannya, dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis surat.
3)      Observasi
Ø  Mengamati dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Ø  Kegiatan pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar.

4)      Refleksi
a.       Mengevaluasi hasil observasi.
b.      Menganalisis hasil pembelajaran.
c.       Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.
C.2. Siklus Kedua
1.      Perencanaan
a.       Menyusun rencana perbaikan dengan materi membuat surat undangan.
b.      Memadukan hasil siklus 1 agar siklus II lebih efektif.
c.       Menyiapkan lembar kerja.
d.      Menyiapkan lembar evaluasi.
e.       Menyiapkan lembar observasi.
2.      Pelaksanaan Tindakan
a.       Menjelaskan kemampuasn siswa dalam menulis surat undangan untuk siswa kelas VI.
b.      Melaksanakan pre tes.
-   Sebutkan macam-macam surat undangan.
c.       Guru (peneliti) memotivasi siswa.
d.      Siswa dibentuk kelompok menjadi 5.
e.       Siswa mengerjakan atau diskusi membuat surat undangan.
3.      Observasi
a.       Mengamati aktifitas siswa.
b.      Memantau diskusi.
c.       Mengamati aktifitas guru.
4.      Refleksi
-         Mengevaluasi hasil observasi.
-         Menganalisis pembelajaran.
Data dan Cara Pengumpulan Data :
a.       Sumber Data
1.      Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru.
2.      Sumber data guru dari lembar observasi aktifitas guru oleh observasi.
D.       Penerapan model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia pada siswa kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dengan indikator sebagai berikut :
a.       Aktifitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran terpadu meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
b.      Aktifitas guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran terpadu meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
c.       80% siswa kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mengalami ketuntasan belajar.












Jadwal Penelitian

No.
Pelaksanaan Penelitian
Januari
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Proposal PTK
x
x
x
x
x
x










2.
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi










x

x


x
x




x






3.
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi











x

x


x

x



x


4.
Pelaporan














x
x
Keterangan :
1.      Pelaksanaan tindakan pada siklus I        : Maret minggu ke -1.
2.      Pelaksanaan tindakan pada siklus II      : Maret minggu ke -4.










Daftar Pustaka
1.      BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
2.      Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar  GBPP. Jakarta: Depdikbud
3.      Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
4.      Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
5.      Kurnia, Inggridwati. Dkk. 2007. Perkembangan belajar peserta didik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.



0 Response to "PTK: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN BAGI SISWA KELAS VI SDN WONOYOSO"

Post a Comment

Pages