A.
JUDUL
PENELITIAN
PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN
BAGI SISWA KELAS VI SDN WONOYOSO.
B. Bidang Kajian
Strategi
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
C. Pendahuluan
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Proses pembelajaran di sekolah intinya
terletak pada aspek membaca, menulis, dan berhitung. Membaca merupakan kegiatan
melihat, mengucapkan atau melapalkan kata menjadi kalimat sehingga memiliki
arti tersendiri dalam suatu rangkaian. Menulis merupakan kegiatan merangkai
huruf menjadi kata atau kalimat dengan menggunkan media tulis, sehingga dapat
dibaca dan memiliki arti tertentu. Sedangkan berhitung merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan angka dalam bentuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Secara khusus menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena
melibatkan kemampuan berpikir untuk dapat mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat dalam bahasa tulis.
Pembelajaran menulis memiliki tingkat
kesulitan yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran ketrampilan berbahasa
yang lain, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini dikarenakan menulis
menghendaki pengusaan berbagai aspek kebahasaan seperti struktur bahasa, kosa
kata, dan penguasaan kaidah-kaidah sintaksis serta tanda baca. Untuk memperoleh
tulisan yang efektif seorang penulis harus mampu memikirkan dan merenungkan
gagasan atau idenya secara jelas dan mengembangkannya secara segar, jelas, dan
terperinci. Selanjutnya menuangkannya dalam kalimat-kalimat efektif dengan
memperhatikan penggunaan ejaan. Hal inilah yang dirasakan sulit oleh siswa
kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Ketika pembelajaran dengan kompetensi
dasar : menulis surat undangan dengan kalimat efektif dan memperhatikan
penggunaan ejaan berlangsung, siswa pasif dalam menerima dan menaggapi materi
pembelajaran yang disajikan guru. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan
guru sambil melakukan kegiatan yang lain, yaitu corat-coret, melamun, dan
berbicara dengan temannya. Siswa enggan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru. Mereka juga tidak mau bertanya meskipun belum memahami materi
pembelajaran. Di samping itu mereka juga
belum melaksanakan tugas dari guru dengan penuh tanggung jawab. Hal ini
dikarenakan guru kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran. Guru masih
menekankan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran pembuatan surat
undangan. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa dari tigapuluh orang
siswa, hanya enam siswa atau 20% yang hasilnya memenuhi standar ketutasan
belajar minimal yang ditetapkan sekolah.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa
kurangnya kemampuan siswa dalam menulis surat undangan dikarenakan sikap siswa
yang kurang tertarik pada materi pelajaran, dan monotonnya guru dalam mengelola
proses belajar mengajar. Hal ini jika tidak segera diatasi akan mengganggu
proses pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hal-hal yang telah
dikemukakan, maka judul penelitian yang ditetapkan adalah : “Penerapan Model
Pembelajaran Terpadu dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Undangan Bagi Siswa
Kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecmatan Pringapus, Kabupaten Semarang Semester 1.
2. PERUMUSAN MASALAH
a. Berdasarkan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dapat diajukan rumusan
masalah sebagai berikut “Apakah model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan
kemampuan menulis surat undangan bagi siswa kelas VI SD Negeri Wonoyoso Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang ?”
b. Cara
pemecahan masalah
Penelitian yang relevan berkaitan dengan upaya
meningkatkan kemampuan menulis surat undangan berdasarkan hasil penelitian Sritini,
dilakukan dengan metode diskusi kelompok. Hasilnya menunjukan bahwa dengan adanya
diskusi kelompok yang dibina, siswa mampu membuat surat undangan secara lebih
baik dan seragam, dengan diskusi akan dibangun persamaan persepsi bagaimana
membuat kartu undangan yang baik.
Demonstrasi merupakan tindakan
memperagakan sesuatu, sehingga menyerupai kejadian yang sesungguhnya. Dengan
demonstrasi siswa diberi contoh oleh guru bagaimana membuat surat undangan yang
baik dan benar. Dengan adanya contoh siswa akan beusaha untuk mencontoh,
sehingga pada akhirnya mampu membuat surat undangan sendiri.
3. TUJUAN PENELITIAN
a. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah : untuk meningkatkan kemampuan menulis surat undangan melalui
penerapan model pembelajaran terpadu bagi siswa kelas VI SD Negeri Wonoyoso
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
b. Tujuan
Khusus
1. Meningkatkan
aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
pembelajaran terpadu.
2. Meningkatkan
ketrampilan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran terpadu.
3. Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran
terpadu.
4. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat
bagi siswa yaitu :
1. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis surat undangan.
2. Meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat
bagi guru yaitu :
1. Mengembangkan
modal pembelajaran terpadu intra bidang studi Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran menulis surat undangan.
2. Dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah
berlangsung.
3. Membantu
guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4. Membuat
guru lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Manfaat
bagi sekolah :
1. Digunakan
sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan model pembelajran terpadu.
2. Menumbuhkan
kerjasama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.
5. KAJIAN
PUSTAKA
Kajian Teori
a. Pengertian
Belajar
Menurut Darmodiharjo (2004 : 38-39)
mengemukakan bahwa guru dalam pelaksanaan tugasnya memiliki peran yang meliputi
: sebagai motivator , fasilitator, pembimbing, evaluator, pengembang materi
pelajaran, pengelola proses belajar mengajar dan agen pembaharu.
Sebagai motivator, guru perlu
membangkitkan semangat belajar peserta didiknya agar tidak cukup hanya belajar
di sekolah saja, tetapi perlu pendidikan nonformal, sebagai fasilitator perlu
ahli dan menguasai secara utuh bidang studi yang diajarkannya, karena guru
perlu memberikan contoh mengenai banyak cara mengatasi peserta didiknya yang
mengalami kesulitan. Sebagai pembimbing guru perlu memberikan perhatian kepada
peserta didiknya yang mengalami kesulitan dengan penuh tanggung jawab. Sebagai
pengelola kegiatan belajar mengajar , guru perlu mengerahkan semua sumber belajar.
Sebagai agen pembaharu guru dituntut untuk aktif berinisiatif serta kreatif untuk membuat
pembaruan. Pembaruan pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi dan kecenderungan yang bakal terjadi di masyarakat. Untuk itu guru
tidak boleh lepas dari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang
menjadi bidang ajarnya.
Menulis dapat didenifisikan sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan. Disebutkan bahwa menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dan
sebagainya. Menurut Tarigan (2006 : 3-4) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkominkasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Banyak manfaat yang bisa diproleh dari manfaat menulis. Menurut Komaidi (2008:
12-13) bahwa setidaknya ada 6 manfaat menulis : (1) menimbulkan rasa ingin tahu
dan melatih kepekaan dalam melihat realita di sekitar; (2) mendorong untuk
mencari referensi, sehingga menabh wawasan dan pengetahun tentang apa yang akan
ditulis; (3) melatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut,
sitematis, dan logis; (4) mengurangi tingkat ketegangan dan stres; serta (5)
mendapatjan kepuasan batin; dan (6) membuat penulis jadi populer.
Surat adalah kertas yang di tulis
berbagai-bagai isi maksudnya (Budiono, 2006: 493). Surat merupakan salah satu
komunikasi yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebuah surat dikatakan
efektif bila pesan yang ingin dikomunikasikan penulis sampai pada tujuannya,
artinya pesan yang dikirimkan penulis dapat dipahami, diterima dan direspon
pembaca sesuai harapan penulis. Menurut pendapat Elliot (Wahyudi, 2006: 24-25)
bahwa surat adalah penyampai rasa simpati dan cinta, penghubung dengan
teman-teman yang terpisah, penghibur dari kesepian, pengikat dari keluarga yang
terpencar-pencar, pengembang dari kehidupan yang umum.
Kata kemampuan berasal dari
bentuk dasar mampu yang berarti sanggup atau dapat melakukan sesuatu (Budiono,
2006: 332). Kemampuan menulis surat undangan berarti kesanggupan untuk
melakukan pekerjaan menulis atau membuat surat undangan sesuai dengan jenis
undangan yang telah ditetapkan : ulang tahun, acara keagamaan, kegiatan
sekolah, kenaikan kelas dan sebagainya. Kemampuan menulis surat undangan pada
siswa kelas VI Negeri Wonoyoso Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang
berupa tes tertulis, yaitu membuat surat undangan. Keberhasilan menulis
surat undangan ulang tahun tersebaut adalah apabila siswa telah mampu memenuhi
kriteria berikut minimal 65%, yaitu : (1) bagian-bagian surat dibuat lengkap;
(2) menggunakan kalimat- kalimat efektif; (3) memperhatikan penggunaan ejaan
dan tanda baca; dan (4) bentuk dan keindahan surat.
Pembelajaran terpadu adalah suatu
proses untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan terpadu yang
komponen- komponen materi pembelajarannya menjadi satu dan tidak diajarkan secara
terpisah-pisah. Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran
bahasa dengan menyajikan bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan
menyatukan, menghubungkan atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak
berdiri sendiri atau terpisah-pisah (Dirjen Dikti Depdiknas, 2007: 34). Arah
dan holistik). Di samping itu dalam kehidupan sehari-hari siswa menggunakan
pengetahuan tidak secara perbagian tetapi secar utuh. Oleh karena itu akan
lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju pemikiran secara
utuh tersebut. (Dirjen Dikti Depdiknas, 2007: 35). Dalam buku Kapita Selekta
Pembelajaran oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional (2007: 53) disebutkan bahwa pembelajaran terpadu membuat proses
belajar menjadi relevan dan kontekstual, sehingga berarti bagi siswa.
Pembelajaran ini menekankan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa dibuat
secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan
bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses memliki ciri-ciri: (1) berpusat
pasa siswa; (2) memberikan pengalaman langsung kepada siswa; (3) pemisahan
antar aspek dalam mata pelajaran bahasa indonesia tidak begitu jelas; (4)
menyajikan konsep dari berbagai aspek dalam suatu proses pembelajaran; (5)
bersifat fleksibel; dan (6) hasil pembelajaran dapat bekembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa.
Dalam pembelajaran terpadu, tema
merupakan alat pengikat aspek dalam satu bidang studi atau pengikat antar
bidang studi. Peranan tema dalam pembelajaran terpadu adalah : (1) memudahkan
siswa memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu; (2) siswa dpat
membelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran
dalam tema yang sama; (3) pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam
dan berkesan; (4) kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa; (5) siswa lebih
merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
yang jelas; (6) siswa lebih begairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi
dalam situasi yang nyata : bertanya, bercerita, menulis, deskripsi, menulis
surat dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa sekaligus
mempelajari pelajaran lain.
b. Hakekat
Pembelajaran
Pembelajaran terpadu adalah suatu
proses untuk membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan terpadu yang
komponen-komponen materi pembelajarannya menjadi satu dan tidak diajarkan
secara terpisah-pisah. Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan
pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan pelajaran secara terpadu, yaitu ;
dengan menyatukan, menghubungkan atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak
berdiri sendiri-sendiri atau terpisah-pisah.
c. Hasil
Belajar
Kata hasil belajar sering disebut
prestasi belajar. Kata prestasi dari kata Belanda yaitu “prestake” kemudian
dalam bahasa indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi
juga berarti kemampuan, keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan
sesuatu (Arifin,1999; 78). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar ( Tri Anni, 2004; 4).
d. Hakekat
Surat
Surat merupakan salah satu sarana
komunikasi yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Sebuah surat dikatakan
efektif bila pesan yang ingin dikomunikasikan penulis sampai pada tujuannya,
artinya pesan yang dikirimkan penulis dapat di pahami, diterima dan direspon
pembaca sesuai dengan harapan penulis.
Kemampuan menulis surat undangan
berarti kesnaggupan untuk melakukan pekerjaan menulis surat atau membuat surat
undnagan sesaui dengan jenis undngan yang telah di tetapkan : ulang tahun,
acara keagamaan, kegiatan sekolah, kenaikan kelas dan sebagainya.
6. KERANGKA BERFIKIR
Model pembelajaran terpadu intra
bidang studi bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa
aspek atau komponen dalam bidang studi bahasa Indonesia. Aspek atau komponen
tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Sedangkan sastra dan kebahasaan
dapat disampaikan melalui ke empat keterampilan bahasa tersebut. Untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Wonoyoso dalam menulis surat
undangan, pembelajartannya disajikan dalam bentuk terpadu, siswa akan menggali
dan mengait-ngaitkan pengalaman yang diperoleh dalam pembelajaran.
A.
Metode Penelitian
1.
Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang berjumlah 30
siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
2.
Variabel/faktor yang diselidiki
Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian
adalah :
a. Aktifitas
belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran
terpadu.
b. Keterampilan
guru dalam pembelajaran bahasa indonesia dengan penerapan pembelajaran terpadu.
c. Hasil
belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran
terpadu.
B.
Prosedur /langkah-langkah
Tindakan
penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan rincian sebagai berikut :
a. Perencanaa
:
1. Menelaah
materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI semester I yang akan dilakukan
tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran.
2. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan.
3. Menyiapkan
lembar angket dan lembar soal.
4. Menyiapkan
lembar observasi yang berupa pre tes dan pos tes, serta lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
tindakan
Tahap ini meliputi :
1. Kegiatan
awal :
Mempersiapkan siswa untuk pelaksanaan pembelajaran.
2. Kegiatan
inti :
Siswa dibagi menjadi lima kelompok, tiap kelompok
terdiri dari lima atau enam siswa. Materi diskusi adalah membuat surat undangan
ulang tahun berdasarkan wacana yang telah dipersiapkan oleh guru,guru melakukan
pemantauan dan bimbingan.
3. Kegiatan
akhir
Guru mengukuhkan hasil diskusi siswa, menyimpulkan
dengan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis surat undangan.
c. Obsevasi
Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan pengamatan
dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk
mengetahui keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Pada akhir
siklus II siswa diminta mengisi angket untuk menyatakan pendapatnya tentang
model pembelajaran yang digunakan guru.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana efektifitas pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Hasil pengamatan
kolaborator dan guru peneliti didiskusikan bersama . Kolaborator bersama guru
peneliti membahas kekurangan dan
kelebihan yang muncul pada siklus 1
dan memutuskan alternatif pemecahannya
untuk dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan tindakan
pada siklus berikutnya.
C.
Siklus Penelitian
C.1. Siklus Pertama
1) Perencanaan
a. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi membuat surat undangan.
b. Menyiapkan
sumber dan media pembelajaran berupa lembar angket dan lembar soal.
c. Menyiapkan
lembar kerja siswa.
d. Menyiapkan
lembar kerja obsevasi yang akan digunakan.
e. Menyiapkan
lembar evaluasi yang berupa pre tes dan pos tes.
2) Pelaksanaan
Tindakan
Tahapan ini meliputi :
1. Kegiatan
Awal : Diadakan apersepsi tentang konsep pembuatan surat undangan.
2. Kegiatan
Inti :
a. Siswa
dibagi menjadi lima kelompok.
b. Tiap
kelompok terdiri dari enam anak.
c. Penyampaian
materi diskusi adalah membuat surat undangan ulang tahun.
d. Guru
peneliti melakukan pemantauan dan bimbingan.
3. Kegiatan
Akhir :
Guru mengukuhkan hasil diskusi siswa dan
menyimpulkannya, dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis surat.
3) Observasi
Ø Mengamati
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Ø Kegiatan
pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar.
4) Refleksi
a. Mengevaluasi
hasil observasi.
b. Menganalisis
hasil pembelajaran.
c. Memperbaiki
kelemahan untuk siklus berikutnya.
C.2. Siklus Kedua
1. Perencanaan
a. Menyusun
rencana perbaikan dengan materi membuat surat undangan.
b. Memadukan
hasil siklus 1 agar siklus II lebih efektif.
c. Menyiapkan
lembar kerja.
d. Menyiapkan
lembar evaluasi.
e. Menyiapkan
lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Tindakan
a. Menjelaskan
kemampuasn siswa dalam menulis surat undangan untuk siswa kelas VI.
b. Melaksanakan
pre tes.
- Sebutkan
macam-macam surat undangan.
c. Guru
(peneliti) memotivasi siswa.
d. Siswa
dibentuk kelompok menjadi 5.
e. Siswa
mengerjakan atau diskusi membuat surat undangan.
3. Observasi
a. Mengamati
aktifitas siswa.
b. Memantau
diskusi.
c. Mengamati
aktifitas guru.
4. Refleksi
-
Mengevaluasi
hasil observasi.
-
Menganalisis
pembelajaran.
Data
dan Cara Pengumpulan Data :
a. Sumber
Data
1. Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi
yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai
siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru.
2. Sumber
data guru dari lembar observasi aktifitas guru oleh observasi.
D.
Penerapan model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan hasil belajar
bahasa indonesia pada siswa kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang dengan indikator sebagai berikut :
a. Aktifitas
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran
terpadu meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
b. Aktifitas
guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran terpadu
meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
c. 80%
siswa kelas VI SDN Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mengalami
ketuntasan belajar.
Jadwal Penelitian
No.
|
Pelaksanaan Penelitian
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Proposal PTK
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||||
2.
|
Siklus
I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
x
|
x
|
x
x
|
x
|
||||||||||||
3.
|
Siklus
II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
|
x
|
x
|
x
x
|
x
|
||||||||||||
4.
|
Pelaporan
|
x
|
x
|
Keterangan :
1.
Pelaksanaan
tindakan pada siklus I : Maret
minggu ke -1.
2.
Pelaksanaan
tindakan pada siklus II : Maret
minggu ke -4.
Daftar Pustaka
1. BNSP.
2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
2. Depdikbud.
1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP.
Jakarta: Depdikbud
3. Depdiknas.
2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
4. Depdiknas.
2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
5. Kurnia,
Inggridwati. Dkk. 2007. Perkembangan belajar peserta didik. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
0 Response to "PTK: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT UNDANGAN BAGI SISWA KELAS VI SDN WONOYOSO"
Post a Comment