A.
JUDUL
PENELITIAN
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Mengidentifikasi Berbagai Tempat Hidup Mahluk Hidup Melalui Metode Permainan
Kotak Kata.
B.
BIDANG
KAJIAN
Peningkatan Hasil Belajar
C.
PENDAHULUAN Pendidikan
IPA di sekolah diarahkan
melalui proses
inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Sedangkan indikator keberhasilan
guru dalam melakukan proses pembelajaran bagi siswa-siswanya adalah
ketercapaian siswa dalam menguasai kompetensi pembelajaran. Penguasaan siswa
terhadap kompetensi pembelajaran dapat dilihat seberapa ia menguasai materi
pembelajaran yang terlihat dari nilai yang ia peroleh pada tes. Pada kenyataannya
untuk mencapai keberhasilan tersebut bukan persoalan mudah, banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar.
Prestasi belajar mata pelajaran IPA belum berhasil seperti
yang diharapkan. Hal tersebut terlihat setelah selesai
pembelajaran dan menganalisa hasil
ulangan harian diketahui bahwa pembelajaran di SD Selokarto 03 mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar mengidentifikasi
berbagai tempat hidup makhluk hidup materi pokok tempat hidup mahkluk hidup. Indikator ketidakberhasilan pembelajaran dapat
dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa. Dari hasil
tes akhir pelajaran dari 15 siswa hanya 5 siswa atau 33 %
yang mencapai ketuntasan
belajar sedang 10 siswa lainnya atau sebanyak 66 % siswa tidak tuntas belajar atau tidak mencapai
KKM yang ditetapkan. Dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat maka diketahui kekurangan siswa dalam
pembelajaran yaitu :
1.
Siswa
kurang memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan penjelasan
2.
Siswa
kurang berani mengajukan pertanyaan.
3.
Siswa
lebih asyik dengan dirinya sendiri dan tidak terlibat dalam proses belajar
mengajar
4.
Siswa
belum mampu menjawab pertanyaan guru
tentang materi pelajaran.
5.
Hasil
ulangan rendah
Keseluruhan kondisi pembelajaran tersebut mengakibatkan
prestasi belajar siswa rendah sebab siswa asyik bermain dengan temannya dan kurang
memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan penjelasan, siswa kurang berani
mengajukan pertanyaan, siswa lebih asyik dengan dirinya sendiri dan tidak
terlibat dalam proses belajar mengajar, dan siswa belum mampu mengidentifikasi tempat hidup mahkluk hidup. Dari berbagai kekurangan yang
dialami siswa dalam pembelajaran IPA materi tempat hidup makhluk hidup maka
guru melakukan refleksi.
Berdasarkan uraian alternatif penyelesaian masalah
rendahnya prestasi belajar dan bahan referensi tentang model-model pembelajaran
inovatif dalam
pembelaaran maka penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran
IPA untuk kompetensi dasar
mengidentifikasi berbagai tempat hidup
makhluk hidup materi pokok tempat hidup mahkluk hidup dengan cara menggunakan permainan yang
mampu melibatkan siswa , mampu menarik perhatian siswa dan menyenangkan siswa
dalam pembelajaran. Bentuk permainan yang dipilih penulis yaitu permainan kotak
kata ( word square).
C.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas
maka rumusan permasalahan
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu “ Apakah
penggunaan permainan kotak kata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
II SD Negeri Selokarto 03 Kecamatan Pecalungan
mata pelajaran IPA kompetensi dasar mengidentifikasi
berbagai tempat hidup makhluk hidup ?”
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
Penelitian adalah :
1. Meningkatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran Kelas II SD Negeri Selokarto
03 Kecamatan Pecalungan mata pelajaran IPA pada
materi tempat hidup makluk hidup melalui permainan
kotak kata( word square).
2. Meningkatkan prestasi
belajar siswa Kelas II SD Negeri Selokarto
03 Kecamatan Pecalungan mata pelajaran IPA pada
materi tempat hidup makluk hidup melalui permainan
kotak kata ( word square).
E. MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.
Bagi Siswa
Dengan
menggunakan permainan kotak kata maka siswa dapat belajar secara mandiri dan
memperoleh pengetahuan secara mandiri sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih
bermakna sehingga prestasi belajarnya lebih meningkat
2.
Bagi Guru
Dengan
menggunakan permainan kotak kata guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran di
kelasnya sehingga mendorong guru untuk terus melakukan inovasi pembelajaran
dengan berbagai bentuk pembelajaran inovatif.
3.
Bagi Sekolah
Hasil dari penelitin tindakan kelas
ini sangat bermanfaat bagi sekolah yaitu adanya peningkatan kompetensi guru dan peningkatan
prestasi belajar siswa yang tentu saja hal tersebut sangat penting bagi peningkatan
mutu pendidikan di SD Selokarto 03 Kecamatan
Pecalungan Kabupaten Batang.
F. KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini penulis
akan memaparkan berbagai kajian pustaka yang berkaitan dengan fokus
permasalahan yaitu permainan kotak kata dan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
A.
Permainan Kotak Kata
1.
Permainan
Kotak Kata ( word square )
4
|
2.
Langkah-langkah
Permainan Kotak Kata ( word square )
Pembelajaran dengan
menggunakan permainan kotak kata dilakukan dengan melakukan langkah-langkah atau
sintaks permainan kotak kata. Langkah-langkah dalam melaksanakan permainan ini
adalah :
a.
Setelah guru menyampaikan materi sesuai TPK
dilanjutkan dengan permainan dengan maksud untuk mengaktifkan dan menguji kemampuan
siswa terhadap penguasaan kompetensi pelajaran.
b.
Guru membagikan lembaran kegiatan kotak
kata dan soal.
c.
Siswa bersama anggota kelompok menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban.
d.
Setelah siswa
selesai mengerjakan permainan kotak kata, guru melanjutkannya dengan membahas
hasil pekerjaan siswa.
e.
Setiap jawaban
benar diberikan poin atau
nilai.
3.Kelebihan-kelebihan Permainan Kotak Kata ( word square )
Beberapa kelebihan yang dapat kita peroleh dengan
melakukan permainan kotak kata adalah:
a.
Siswa melakukan aktifitas belajar sendiri untuk menemukan pengetahuannya
sehingga pengetahuan lebih permanen.
b.
Siswa berlatih untuk melakukan kerjasama kelompok yang heterogen untuk
menguasai materi yang disampaikan guru.
c.
Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan riang gembira.
d.
Hasil pekerjaan siswa akan dibahas oleh guru dan setiap kelompok akan
mendapat penghargaan dari hasil pekerjaannya. Penghargaan tersebut akan semakin
meningkatkan motivasi siswa.
e.
Dalam kelompok terjadi kerjasama dan diantara siswa saling bertanggungjawab
agar teman satu kelompok mencapai kompetensi yang diharapkan. ( Slavin, 2010:11)
B.
Prestasi
Belajar IPA
1. Pengertian Prestasi belajar
Secara konseptual (Fontana, 2001) mengartikan
belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne dikutip (Udin,
2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kemampuan
yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
Menurut Thursan Hakim (2005) belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Morgan yang dikutip Wisnubrata (1982) mendefinisikan
belajar adalah setiap perubahan yang reltif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman
Menurut Slameto (2003) belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Moh Surya (1981) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungannya.
Sedangkan Dimyati Mahmud (1989) menyatakan belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak
dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena
pengalaman.
Dari
pendapat tersebut diatas maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap,
baik dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, yang
terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Belajar merupakan kata kerja yang tentu saja
memiliki pengertian yang beragam. Pengertian prestasi belajar menurut Purwanto
dalam Ridwan (2008) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam
usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1984) prestasi adalah hasil yang telah
dicapai dari apa yang telah
dilakukan .
Sedangkan menurut Muhibin dalam Abu Muhamad
(2008:3) dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dengan demikian pengertian prestasi
belajar dapat diberikan batasan bahwa prestasi belajar adalah hasil kerja
belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal
dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport.
2. Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan
pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah
secara bijaksana.
Pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan
proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
IPA di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
a.
Tujuan Pembelajaran IPA
Mata
Pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1)
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2)
Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3)
Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat
4)
Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan
5)
Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6)
Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan
7)
Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
b.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makhluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan
2) Benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3) Energi
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana
4) Bumi
dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
c.
Pandangan Kontruksivisme dalam Pembelajaran IPA
Dalam
pandangan paham konstruksivisme, pembelajaran IPA di sekolah dirancang
berdasarkan pandangan-pandangan sebagai berikut :
1)
Belajar sebagai
perubahan konsep
Menurut
pandangan kontruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan “ makna “ oleh siswa dari apa yang mereka
lakukan, lihat dan dengar.
2)
Perubahan konsepsi
dalam Pembelajaran IPA
Implikasi
dari pandangan konstruktivisme di sekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara utuh dibangun
oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Senada
dengan pengalaman ini peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar
sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki partisipasi dari siswa (
Piaget dalam Dahar, 1996 ), sehingga di sini peran guru berubah, dari sumber
dan pemberi informasi menjadi pendiaknosis dan fasilitator belajar siswa. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa pembelajaran perspektif kontruktivisme mengandung
empat kegiatan inti, yaitu : (1) berkaitan dengan prakonsepsi atau pengetahuan
awal ( prior knowledge ) siswa; (2) mengandung kegiatan pengalaman
nyata ( experience ); (3) melibatkan
interaksi social (social interaction
); dan (4) terbentuknya kepekaan
terhadap lingkungan ( sense making ).
3)
Kelebihan
pembelajaran berdasarkan konstruksivisme
dalam
Pembelajaran
IPA
Beberapa
kebaikan pembelajaran berdasarkan konstruktivisme adalah sebagai berikut.
a)
Pembelajaran berdasarkan kontruktivisme
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara ekplisit
dengan menggunakan bahasa siswa sendidri, berbagai
b)
gagasan
dengan temanya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
c)
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme
memberi pengalaman yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan
disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka
tentang fenomena dan memiliki ( diberi ) kesempatan untuk membedakan dan
memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
d)
Pembelajaran konstruktivisme memberi kesempatan untuk
berpikir tentang pengalamannya agar siswa berpikir kreatif, imajinatif,
mendorong refleksi tentang teori dan model mengenalkan gagasan-gagasan sains
pada saat yang tepat.
e)
Pembelajaran konstruksitivisme memberi kesempatan kepada
siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh
kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks baik yang telah dikenal
maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan bernagai
setrategi belajar.
f)
Pembelajaran konstruktivisme mendorong
untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka
serta member kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
g)
Pembelajaran konstruktivisme memberikan
lingkungan belajar yang kondusif yang mendudkung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu “ jawaban yang benar “
Menurut pandangan teori atau paham konstruktivisme
belajar itu merupakan proses perubahan konsepsi. Oleh karena belajar dipandang
sebagai perubahan konsepsi, maka dapat dikatakan belajar merupakan suatu
kegiatan yang rasional. Dengan demikian sebagai kegiatan yang rasional, maka
belajar itu dimaksudkan apa yang dilakukan oleh seseorang terhadap idea tau
gagasan yang dimilikinya. Pandangan
perubahan konsepsi menyatakan bahwa kemampuan siswa untuk belajar dan apa yang
dipelajari siswa bergantung pada konsepsi yang terdapat pada pengalaman
tersebut. Gagasan yang baru tidak begitu saja ditambahkan pada gagasan yang
telah ada, tetapi mereka saling berinteraksi yang kadang-kadang memerlukan perubahan.
Perubahan ini menurut Dykstra ( Dalam dahar, 1994 ) dikelompokkan menjadi tiga
kategori Pertama pembedaan atau differentiation, artinya konsep baru
muncul dari konsep lebih umum yang sudah ada. Kedua perluasaan konsepsi
atau class extention yaitu konsep lama yang
mengalami perkembangan menjadi konsep baru.
Ketiga konseptualisasi ulang atau
recounseptualizasion, yaitu terjadi perubahan
signifikan dalam bentuk hubungan antar konsep. Konseptualisasi ulang disebut
juga restrukturisasi.( Nono Sutarno,2008:8.5)
Berdasarkan uraian tentang prestasi belajar dan
pembelajaran IPA maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPA adalah hasil
kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal
dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada nilai ulangan mata
pelajaran IPA. Untuk mencapai prestasi belajar IPA maka pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
I. DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono,1999, Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta
Dirjen PMPTK,2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Depdiknas
Dirjen PMPTK,2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Depdiknas
M.Sobry Sutikno dan Pupuh
Fathurahman,2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islami, Jakarta: PT. Refika Aditama
Muhamad,Abu, Prestasi
belajar , Artikel 29 Mei 2008
Nasution, 1994,Sosiologi Pendidikan, Jakarta
: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi
Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya,
Ridwan, Belajar,Minat,Motivasi
dan Prestasi belajar , Artikel 3 Mei 2008
Susilana,Rudi,2007, Sumber
Belajar dalam Pendidikan,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,Jakarta:IMTIMA
Sutarno ,Nono, 2008, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta
: UT
Thursan Hakim, 2005, Belajar Secara Efektif,
Jakarta: Puspa Swara
Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta
Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus, 1996,Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,
Toha Anggoro, 2008,Metode
penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka
Udin S Winataputra, 2008,Teori
Belajar Minat dan Pembelajaran ,Jakarta: UT
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003,
Semarang : Aneka Ilmu
Bagus
ReplyDelete