A. PENDAHULUAN
Komunikasi
merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Tanpa ada komunikasi antar
manusia satu dengan yang lain, kehidupan di dunia tidak akan semudah apa yang
kita rasakan saat ini. Bayangkan saja apa yang terjadi jika tidak ada
kesinambungan komunikasi antar manusia, tentu dunia akan terasa sepi dan gelap,
padahal kodrati manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan
orang lain dan tak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sama
sekali. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam
cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara
tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan
komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan
komunikasi tidak langsung.
Keterampilan
menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai
peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya, dan
dengan melalui tulisan pula seseorang mampu memahami pikiran dan maksud orang
lain (orang yang menulis).
Seperti yang
dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk, 1983) bahwa menulis ialah
“... menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang
grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut”.
Mengarang
pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan – angan,
penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap
manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Namun, menuangkan buah pikiran
secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang
yang pandai berbicara atau berpidato , tetapi mereka masih kurang mampu
menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang
dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan
menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih.
Permasalahanpun
muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan observasi di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosar Kabupaten Kendal.
Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan ketika dalam mengajarkan mengarang, kesulitan yang dihadapi
oleh siswa kelas III SD Negeri Jatipurwo ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain :
1.
Siswa kurang mampu menggunakan dan memilih
kata dalam menuangkan buah pikirnya, sehingga mereka sering mengulang kata
“lalu” dan “terus”.
2.
Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik.
3.
Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak
berkesinambungan, paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koheren.
a. Perumusan Dan
Pemecahan Masalah
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan di
atas, maka penulis merumuskan permasalahan diatas dalam bentuk pertanyaan,
adalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan
menggunakan media cerita gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam penulisan karangan ?
2. Bagaimana pelaksanaan
penerapan media cerita gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan di kelas
III SD Negeri Jatipurwo ?
Pemecahan Masalah
Dalam
penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan
atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan perlu dilakukan cara atau
tindakan sebagai berikut :
1.
Guru menggunakan media gambar seri untuk menarik
perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menyusun sebuah karangan,
sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa lebih tertantang untuk
membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, dan siswa dapat
mudah menyusun kata – kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat secara
runtut menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya
yang utuh.
2.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat
karangan atau untuk melukiskan pikirannya menjadi sebuah cerita, sehinga anak tidak merasa haknya digantikan oleh gurunya. Dan siswa akan
lebih bisa menuangkan buah pikirnya, maka siswa akan mennghasilkan karya yang
baik.
3.
Guru memberikan semangat kepada siswa dengan
menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa merasa bahwa materi
pembelajaran yang disamapaikan terasa mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh
siswa. Jika siswa memahami materi pembelajaran yang sedang diajarkan maka siswa
akan bersemangat dalam mencoba menulis karangan.
Ketiga
alternatif tindakan tersebut, merupakan cara yang cukup efektif untuk
dilaksanakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa akan mudah merespon
materi pembelajaran.
Tindakan ini
semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu penulis merasa
perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa dalam
pembelajaran (khususnya dalam pembelajaran mengarang) untuk menaraik siswa dalam
membuat suatu karangan atau membuat suatu karya, sehingga akan membuat siswa
yang lainnya lebih tertantang untuk membaca atau mendengarkan karangan
temannya, atau bahkan menulis karangan sendiri.
Dengan
alasan tersebut peneliti yakin tentang permasalahan siswa yang ditemukan pada
saat observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dapat terpecahkan dengan menggunakan media gambar seri.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dalam
menulis sebuah karangan.
Tujuan Khusus
Adapun
tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
1.
Untuk meningkatkan hasil belajar dan mengetahui penerapan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar
seri di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
2.
Untuk mengetahui keefektifan dalam pengajaran penggunaan media gambar seri
dalam pembelajaran menulis karangan di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal.
3.
Untuk menganalisis dampak dengan menggunakan
media gamabar seri dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang bagaimana
cara mengarang dengan menggunakan media gambar seri di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.
c. Manfaat
Hasil Penelitian
Bagi Guru
1.
Guru dapat
memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara
aktif dan dan menarik sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang
diajarkan dan apa yang diharapakan oleh guru dapat tercapai.
2.
Guru dapat memperkaya teknik pembelajaran dan guru
dapat mengetahui permasalahan - permasalahan siswa dan cara mengatasinya. Sehingga dapat
mempermudah guru untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam
pembelajaran.
3.
Guru menjadi aktif dan kreatif dalam mengajar
siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
4.
Guru mengetahui penggunaan alat evaluasi yang sesuai
untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan baik.
Bagi Siswa
1.
Meningkatkan daya pikir dan imajinasi siswa dalam
menulis/ mengarang melalui media visual (gambar)
2.
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis secara runtut
3.
Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam
memahami materi pembelajaran.
4.
Dapat membatu daya ingat siswa dan lebih tahan
lama dalam ingatan siswa karena siswa lebih terkesan dengan penggunaan media
visual.
5.
Siswa tidak
akan bosan dengan pembelajaran yang menarik.
Bagi Lembaga / Sekolah
Sekolah dapat lebih
mudah dalam memperoleh alat peraga, penggunaan alat peraga di sekolah, dan pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya
yang cukup besar untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat
dari lingkungan sekitar dan dapat pula berasal dari siswa sendiri. Selain itu alat peraga ini dapat disimpan
untuk siswa tahun pelajaran berikutnya.
B.
KAJIAN
TEORI DAN PUSTAKA
a.
Kajian Teori
Tujuan utama pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia,
pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukan siswa terampil berbahasa yakni
terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan berbahasa hanya bisa
dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yakni harus sering
berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa.
Pengertian Menulis
Menulis
adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang
grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu system komunikasi manusia yang
menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata.
Tarigan
(dalam Agus Suriamiaharja, 1996 : 1) berpendapat bahwa “Menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik tersebut .”
Robert Lodo
(dalam Suriamiaharja, 1996 : 1), mengatakan bahwa “Menulis adalah menempatkan
simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh
seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut
beserta simbol-simbol grafiknya”.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam
melukiskan lambang – lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
Pengertian Mengarang
Apabila
seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya
kedalam bahasa tulis, kegiatan tersebut adalah kegiatan mengarang. Untuk dapat
menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya,
seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun
kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif.
The Liang
Gie ( 1992 : 18 ), mengungkapkan bahwa “Untuk dapat menyampaikan gagasan dan
fakta secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang
memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi beraneka kalimat yang jelas, dan
mahir memakai bahasa secara efektif”. Menurut pengertianya, “mengarang adalah
keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. ( The
Liang Gie, 1992 : 17 ).
Dalam proses
mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai
menjadi sebuah kalimat, kemudian kalimat-kalimat membentuk paragraf, dan
paragraph-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Sedangkan karangan
merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang
dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Beberapa
buku ada pula yang mennyebutkan bahwa mengarang sebagai suatu penyampaian
pikiran secara resmi dan teratur melalui ucapan maupun tulisan. Dari uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang
tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling
berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan
kejadiaan atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainya.
Unsur Mengarang
Berbicara
mengenai karangan baik yang berupa karangan pendek maupun panjang, maka kita
harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan.
The Liang
Gie (1992 : 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang yaitu sebagai
berikut :
a.
Gagasan ( Idea ), yaitu topik berikut
tema yang diungkapkan secara tertulis.
b.
Tuturan ( Discourse ) yaitu bentuk
pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca.
Ada 5 (lima) bentuk karangan :
1)
Penceritaan / Narasi (Narration )
Bentuk pengungkapan yang
menyampaikan sesuatu peristiwa / pengalaman .
2)
Pelukisan / Deskripsi ( Description )
Bentuk pengungkapan yang
menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang tentang mecam – macam hal yang
berada dalam susunan ruang (misalnya pemandangan indah, lagu merdu, dll).
3)
Pemaparan / Eksposisi ( Exposition )
Bentuk pengungkapan yang
meyajikan secara fakta – fakta yang bermaksud memeberi penjelasan kepada
pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan.
4)
Perbincangan / Argumentasi ( Argumentation )
Bentuk pengungkapan dengan
maksud memberikan alasan dan bukti, untuk mempengaruhi pikiran pembaca demi memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan.
5)
Ajakan / Persuasi (Persuation)
Bentuk pengungkapan yang
berisi paparan yang berdaya-bujuk, ataupun daya-himbau untuk meyakini atau
mengikuti himbauan yang dilontarkan oleh penulis.
c. Tatanan (
Organization )
Yaitu tertib
pengaturan dan peyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan
teknik sampai merencanakan rangka dan langkah .
d. Wahana (Meduim
)
Yaitu sarana
pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata,
gramatika (tata bahasa), dan terotika (seni memekai bahasa secara efektif )
Tujuan Pengajaran Mengarang
Ngalim
Purwanto, dan Djeniah Alim (1997 : 58) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran
mengarang sama dengan tujuan pengajaran bercakap- cakap hanya berbeda dengan
bentuk tulisan, yaitu :
a. Memperkaya
perbendaharaan bahasa positif dan aktif
b. Melatih melahirkan /
mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tepat
c. Melatih memaparkan
pengalaman – pengalaman dengan tepat.
d. Melatih penggunaan
ejaan yang tepat (untuk menguasai bentuk bahasa).
Macam – Macam Karangan di
SD
Macam-macam karangan yang
dapat diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Menurut Tingkatan
1)
Karangan permulaan ( Kelas I dan II )
2)
Karangan sebenarnya ( Karangan lanjutan ) di
kelas- kelas berikutnya.
b.
Menurut Isi / Bentuk
1)
Karangan Varslag (
Laporan ), Umumnya diberikan
di kelas – kelas rendah Misalnya : Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa
– apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.
2)
Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri ( Ekspresi
jiwa ), Misalnya : “Cita-citaku Setelah Tamat SD”, “Seandainya Aku Jadi Raja”, dll.
3)
Karangan Reproduksi, umumnya bersifat menceritakan /
menguraikan suatu perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti
mengenal ilmu- ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata- kata sendiri
apa yang telah di baca, dll.
4)
Karangan Argumentasi, karangan berdasarkan alasan tertentu.
Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alasan yang
tepat.
c.
Menurut Susunanya
1)
Karangan Terikat
2)
Karangan Bebas
3)
Karangan setengah bebes terikat
(Ngalim Purwanto dan Djeinah
Alim, 1997 : 59)
Karangan Permulaan
Pendapat
lama mengatakan mengajar mengarang itu baru diberikan di kelas V sekolah rendah,
karena syarat-syarat yang ditentukan untuk mengarang itu adalah berat, seperti
ejaan bahasa, susunan kalimat, isi, tanda baca, dan sebagainya.
Sementara
itu pendapat sekarang, mengarang itu
semenjak di kelas I (satu) sudah mulai disisipkan (Mengarang Permulaan). Di kelas I (satu) sudah dapat di mulai dengan menggambar
bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya. Di kelas III
(tiga) adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar telah
memakai judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan
atau tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu
tentang benda. Mulailah anak, menentukan pokok pikiran yang mungkin akan
menjadi karangan. Hal ini lebih mudah dilatihkan melalui mengarang dengan
bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan Djeinah Almim, 1997 : 59).
Susunan Karangan
Tarigan dan
Sulistyaningsih (1996 : 362) mengemukakan “ Wacana dibentuk oleh
paragraph-paragraf, sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan
kalimat berikutnya harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu
kesatuan yang utuh atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan
paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema
yang utuh .”
a.
Kata
Setiap
gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata-kata. Kata adalah unsur
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat di gunakan dalam bahasa.
Untuk dapat
menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seorang
perlu memiliki pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan kata yang tepat. “Dalam memilih kata itu harus diberikan
dua persyaratan pokok yaitu (1) Ketepatan (2) Kesesuaian” (Suriamiharja et –
al, 1996 : 25).
Persyaratan ketepatan yaitu kata-kata yang dipilih
harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca
juga dapat menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti maksud penulis. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan
kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca. Pilihan kata dan gaya bahasa yang
dipergunakan tidak merubah suasana atau tidak menyinggung perasaan orang yang
hadir.
b. Kalimat
Kalimat
terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan
dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaian dari
kata-kata .Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif
yaitu kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah dipahami orang lain. Sebuah
kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan
pada pikiran pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran
penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996 : 38), mengemukakan bahwa
Kaliamat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur- unsur :
1)
Dapat mewakili gagasan penulis
2)
Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya
dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
Sedangkan
Widdowson (1997) berpendapat bahwa kalimat efektif memiliki 2 dua)
persyaratann, yaitu persyaratan kebenaran dan persyaratan kecocokan.
Persyaratan kebenaran bertolok ukur kebenaran kaidah berbahasa. Persyaratan
kecocokan bertolok ukur atas kecocokan atau kekompakan kalimat dalam konteks,
baik konteks kebahasaan maupun konteks non-kebahasaan.
c. Paragraf
Paragraf
adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas
dari pada kalimat : paragraf merupakan kimpulan kalimat yang berkaitan dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf
Akhadiah, dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), menjelaskan bahwa “Dalam
paragraph terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat
utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sapai kalimat penutup”.
Fungsi dari
paragraf dalam karangan adalah :
1)
Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan
pikiran atau ide keseluruhan karangan.
2)
Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok
karangan. (Tarigan, 1996)
Menurut
Suriamuharja (1996 : 48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi 3 (tiga)
parsyaratan, yaitu Kohesi (Kesatuan ), Koherensi (Kepaduan), dan Pengembangan /
Kelengkapan paragraf”.
1)
Kohesi (Kesatuan)
Kesatuan paragraph akan terwujud jika 2 hal terpenuhi. Pertama, paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik
yang berarti hanya berisi sebuah gagasan dasar. Kedua, paragraf berisi kalimat atau sejumlah kalimat pengembang yang
berisi sebuah gagasan atau sejumlah gagasan pengembang. Gagasan pengembang itu
merupakan penjelas atau atribut terhadap gagasan dasar.
Keraf (dalam
Suriamiharja 1996 : 48)
mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan kohesi / kesatuan dalam paragraf adalah
semua kalimat yang membina paragraf secara bersama – sama menyatakan satu hal,
satu tema tertentu”.
2)
Koherensi (Kepaduan)
Kepaduan berarti keserasian gagasan hubungan antargagasan dalam paragraf
yang berarti juga keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf. Keserasian
itu menyebabkan alur gagasan atau informasi yang terungkap dalam
paragraph menjadi lancar.
Keraf
(Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksed dengan koherensi /
keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antar sebuah kalimat
denngan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu”.
3)
Pengembangan / Kelengkapan paragraf
Keraf (dalam
Suryamiharja 1966 : 50), mengemukakan bahwa “pengembangan paragraf adalah
penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membina peragraf itu”,
Suatu
paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat
utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam
bentuk-bentuk kongkrit, dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh,
penganalisaan dan nilai – nilai.
Media Pembelajaran
a.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata “Media”
secara harpiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian media sebagai
sumber belajar adalah “Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 :136).
Penggunaan
media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam
menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.
Pada
tingkatan SD siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongrit.
Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media, sehingga
anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media.
Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran
haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila
diabadikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi
sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Dari uraian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran,
sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam
proses belajar.
b.
Fungsi Peranan Media Pengajaran
Fungsi media
pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam Djamarah, 1996 : 152),
Merumuskan fungsi media sebagai berikut :
1)
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat
Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2)
Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3)
Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari
sisi pelajaran .
4)
Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan,
bukan sekedar melengkapi proses belajar
supaya lebih menarik perhatian siswa.
5)
Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
perhatian yang diberikan guru.
6)
Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika
fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar
mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
1)
Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari
keterangan terhadap suatu bahan yang
guru sampaikan.
2)
Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji
lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
3)
Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
c.
Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa
kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
1)
Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
2)
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya
media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa.
3)
Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah,
sederhan dan praktis penggunaannya.
4)
Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam
proses pengajaran.
5)
Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media
tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6)
Sesuai dengan tarap berpikir siswa.
d.
Media Cerita Gambar Seri Sebagai Model
Pembelajaran
Dalam
kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuaidengan
taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di
SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa
dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi
kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk
tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997 :
63), mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan
pokok pikiran yang mingkin akan menjadi karangan – karangan”, juga Tarigan
(1997 :210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti
melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”.
Dari uraian
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau
daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan
menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
e.
Ciri-ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai
Media Pengajar
Gambar yang
baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri – ciri
sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu :
1)
Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
2)
Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
3)
Merangsang orang yana melihat untuk ingin
mengungkapkan tentang obyek-obyek dalam gambar.
4)
Berani dan dinamis.
5)
Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan
mudah dipahami.
Sedangkan
peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1)
Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran
dan membantu siswa dalam belajar.
2)
Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk
lebih giat belajar.
3)
Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4)
Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila
diperlukan pada saat yang lain.
(Sudirman et-al 1991 : 220).
Atas dasar
uraian tersebut diatas, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media
gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis karangan.
Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka
bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa
tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan
kejadianya.
b.Kajian
Pustaka
Menurut Laporan Penelitian Tindakan
Kelas mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyusun paragraf
berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan, yang dibuat oleh Nurhayati, Guru SD Negeri 1
Magelung , menyebutkan bahwa :
Tujuan utama pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia,
pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukan siswa terampil berbahasa yakni
terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan
latihan yang terus menerus dan sistematis yakni harus sering berlatih menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa.
c.Kerangka
Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas III semester 1 tahun pelajaran 2013 / 2014 SDN Jatipurwo Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar menyusun
paragraf berasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan,
secara klasikal hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya pemilihan media yang kurang tepat.
Pembelajaran menggunakan media gambar seri dapat membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa
dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan
dalam bentuk tulisan.
Cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya
dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan
dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
Karena dengan gambar dapat merangsang
imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya
sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan
sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya, sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa.
d.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas
maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
dalam menulis karangan melalui media gambar seri akan mengalami peningkatan ?
C. METODE PENELITIAN
a.Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan
bahwa SD tersebut merupakan tempat kerja
sehari-hari dan lokasi sekolah tidak jauh dari tempat tinggal. Sehingga
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan
profesi penulis.
Subyek dalam
penulis ini adalah siswa kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal,
dengan jumlah siswa 32 anak.
Pertimbangan penulis
mengambil subyek penelitian tersebut adalah siswa
kelas III berada pada fase
perkembangan yang sesuai. Selain itu peneliti juga mengajar di SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal tersebut.
b. Rencana Tindakan
Waktu Penelitian dan Lama Tindakan
Dengan beberapa
pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama
3 bulan, mulai dari perencanaan sampai penulisan Laporan hasil penelitian
tersebut.
Prosedur Penelitian
Adapun rencana penelitian
mengacu pada rancangan penelitian yang dilakukan oleh Langkah – langkah
penelitian sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Tahap
perencanan meliputi pembuatan Rencana Pembelajaran lengkap dengan menetapkan
tujuan perbaikan nyiapkan media pembelajaran dan menyusun langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam penelitian. Kemudian membangun kolaborasi dengan teman
sejawat dan dosen PTK agar dapat lebih mencermati masalah-masalah yang
dihadapi.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru
dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama
dilaksanakan atau diterapkan Media Gambar Seri, Guru memberikan mata pelajaran
tentang mengarang dengan menggunakan media gambar seri.
Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung
dengan
tahapan biasa, seperti pada rencana pembelajaran, yaitu Kegiatan awal
(apersepsi), Kegiatan inti, dan Kegiatan penutup.
3.
Observasi
Selama proses KBM guru dan tim PTK
mengumpulkan data tentang respon siswa dan apa saja yang penting terkait dengan
penelitian. Jadi, kegiatan
observasi mulai dilakukan pada waktu penelitian atau pada waktu pelaksanaan
tindakan, dan setelah pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi meliputi
pengumpulan data dan menganalisis data yang terkumpul tersebut bersama dengan
tim PTK lainnya.
4.
Evaluasi
Setelah data berhasil dikumpulkan oleh
pelaksana PTK bersama tim, lanhkah selanjutnya yaitu mengevaluasi atau menilai
apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Diskusi dengan teman sejawat atau tim untuk membahas data yang dikumpulkan.
5.
Refleksi
Setelah mengobsevasi dan menganalisis data yang terkumpul,
selanjutnya guru melakukan refleksi, dengan merenungkan mengapa ada usaha
perbaikan yang tersebut. Melalui refleksi ini guru dapat mengetahui usaha yang
sudah tercapai, usaha yang belum tercapai, dan apalagi yang harus diperbaiki
dalam pembelajaran berikutnya atau pada siklus berikutnya.
Semua langkah dalam prosedur PTK ini dilakukan secara berulang-ulang
(siklis). Refleksi pada siklus pertama di atas akan menjadi bahan permasalahan
pada tahap perencanaan siklus kedua, dan begitu seterusnya.
c.Data dan teknik pengumpulan data
Jenis data :
a.
Data
kualitatif
Adalah analisis
data diperoleh dari hasil observasi oleh pengamat yaitu mengenai aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran, juga mengenai motivasi siswa selama pembelajaran.
Data kualitatif
dipaparkan dalam bentuk kalimat menurut kriteria untuk memperoleh kesimpulan.
b.
Data
kuantitatif
Adalah data yang diperoleh dari hasil belajar yang
berupa angka-angka setelah siswa mendapatkan proses pembelajaran. Biasanya guru
dalam memberikan penilaian data ini berupa angka-angka dengan skor yang telah
dibuat.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data selama
perbaikan penelitian, peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:
1.
Lembar
Observasi
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan
tujuan tertentu, yaitu untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan. Observasi
dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru sebagai peneliti oleh
supervisor 2, dan pengamatan (observasi) terhadap siswa sebagai subyek
penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai peneliti adalah jurnal yang
telah disediakan. Lembar obsevasi untuk siswa sebagai subyek perbaikan
penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
2.
Lembar tes
/ soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran,
data-data dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa
soal-soal tes yang disusun dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap
siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan ke dalam suatu tabel, kemudian
dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap
siklusny
d.Analisis
data dan kriteria keberhasilan
Analisis
data
Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif komparatif yang
menjadikan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan
penggunaan ejaan. Data yang telah diperoleh akan diolah dengan
teknik analisis deskriptif dan komparatif, artinya data dideskripsikan dengan
cara membandingkan hasil setiap siklusnya. Peneliti membandingkan hasil sebelum
penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus (Suwandi, 2008:70). Hasil
analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk
tahap berikutnya.
Selanjutnya hasil analisis kuantitatif dikonsultasikan pada pedoman
konversi. Dalam penelitian ini digunakan pedoman konversi nilai absolut skala
lima sebagai berikut :
Tabel 3.6 Pedoman Konversi Nilai Absolute Skala Lima
Interval
|
Kategori
|
91-100
|
Baik Sekali
|
81-90
|
Baik
|
71-80
|
Cukup
|
61-70
|
Kurang
|
≤60
|
Sangat kurang
|
Jumlah
|
Kriteria yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui
evaluasi kegiatan dalam bentuk nilai. adapun indicator kerja untuk mengukur
prestasi atau keberhasilan belajar siswa adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran
yang dinyatakan berhasil apabila ≥80 % dari jumlah keseluruhan siswa dalam
kelas telah mencapai ketuntasan individual
Kriteria
Keberhasilan
Kriteria yang
digunakan untuk memajukan hasil belajar siswa adalah tingkat pemahaman siswa
terhadap materi atau bahan ajar. Dengan kriteria tersebut siswa dinyatakan
tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 68 ke
atas.
Untuk mengukur
peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran adalah keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran, dan penemuan informasi. Jika siswa
mampu member respon positif terhadap penjelasan dan pertanyaan yang diajukan
oleh guru, aktif mencari dan menemukan informasi, aktif belajar dan bekerja
kelompok, dan aktif mengkomunikasikan hasil kerja kelompok.
Kriteria untuk
mengukur tingkat keberhasilan proses perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a.
Proses perbaikan
pembelajaran Mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyusun paragraf berdasarkan bahan
yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan, dinyatakan berhasil
jika 80 % dari keseluruhan jumlah siswa tuntas belajar.
b.
Siswa dinyatakan
berhasil jika nilai rata-rata Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyusun paragraf berdasarkan bahan
yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan keseluruhan siswa
mencapai 80.
D. JADWAL PENELITIAN
Peneliti
merencanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan Media Gambar Seri pada
pembelajaran mengarang di kelas III SD Negeri Jatipurwo Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
Pembelajaran akan dilaksanakan pada
semester I untuk tahun pelajaran 2013/2014 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan penulis menentukan menggunakan
waktu penelitian selama 3 bulan, mulai dari perencanaan sampai penulisan
Laporan hasil penelitian tersebut.
Adapun rinciannya sebagai berikut :
No
|
Kegiatan
|
Minggu ke
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
v
|
v
|
||||||||||
2
|
Persiapan
|
V
|
V
|
||||||||||
3
|
Proses pembelajaran
|
v
|
v
|
v
|
v
|
||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
v
|
v
|
v
|
v
|
||||||||
5
|
Analisis Data
|
v
|
v
|
v
|
v
|
||||||||
6
|
Evaluasi
|
v
|
v
|
||||||||||
7
|
Refleksi
|
v
|
v
|
||||||||||
8
|
Penyusunan Hasil
|
v
|
v
|
||||||||||
9
|
Pelaporan Hasil
|
v
|
v
|
E. ANGGARAN BIAYA
Akibat yang di
timbulkan dari penelitian ini,menjadi tanggung jawab peneliti.Adapun biaya
tersebut adalah:
1.foto copy 30.000
2.kertas folio 20.000
3.media/kertas
bergambar 15.000
4.rental komputer 15.000
5.lain- lain 10.000
jumlah 90.000
F.
DAFTAR PUSTAKA
Suriamiharja,
Agus, dkk. (1997). Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta : Depdikbud.
Sabarti,
Akhadiah, (1997). Menulis. Jakarta
: Depdikbud.
The Liang
Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty
Tarigan,
Djago. (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung
: Angkasa.
Wardani,
IGAK, Kuswoyo Wihardi. (2009). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Nasution. (2006). Asas – asas Kurikulum. Jakarta
: Bumi Aksara.
0 Response to "PTK: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS III SD NEGERI JATIPURWO KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL"
Post a Comment