A. JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Keterampilan
Menulis Kalimat Dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kubus
Struktur Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Bendosari Kecamatan Plantungan tahun
2006
B. BIDANG KAJIAN
Strategi dan Desain Media Pembelajaran,peningkatan pemahaman menulis
C. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pengelolaan proses pembelajaran yang
dilakukan guru akan bergantung pada pemahaman guru terhadap mata pelajaran yang
diajarkannya. Tiap mata pelajaran mempuyai karakteristik yang berbeda. Oleh
karena itu setiap mata pelajaran juga menuntut perlakuan yang berbeda. Demikian
juga untuk mata pelajaran bahasa Indonesia ,
guru harus dapat menentukan pendekatan yang sesuai. Ada beberapa pendekatan, diantaranya
pendekatan komunikatif, integratif, tematik, dan kontekstual.
Mengingat pentingnya keterampilan menggunakan bahasa
tulis, siswa perlu dibina dengan membiasakan diri mengembangkan keterampilan
menulisnya melalui pembelajaran menulis. Pembinaan dan pelatihan menulis
menuntut peran yang besar khususnya bagi guru bahasa Indonesia .
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (Tarigan 1986:21).
Pendapat di atas menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat
terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa setiap kali
penulis menugasi siswa untuk menulis kalimat masih banyak siswa yang belum
mengetahui penulisan kalimat dengan pola yang benar. Sebagai indikator bahwa
dalam menulis kalimat banyak kesalahan dalam menetukan pola kalimat.
Kondisi tersebut menyebabkan rendahnya perolehan hasil
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis pada siswa. Data yang penulis
peroleh dari hasil tes formatif pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis
kalimat pada siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari sungguh memprihatinkan. Kelas
II yang terdiri atas 42 siswa, 9 %
(mendapat nilai 80-85), 12 % (mendapat nilai 70-79), 31 % (mendapat nilai
60-69), dan 48 % (mendapat nilai 50-59).
Atas dasar rendahnya perolehan hasil pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya penulis, maka penulis menerapkan penggunaan media pembelajaran Kubus Struktur dalam
upaya meningkatkan ketrampilan menulis kalimat Pada Siswa Kelas SD Negeri 2 Bendosari
Plantungan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
tergerak untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul ”Meningktkan Keterampilan Menulis
Kalimat Dengan Pendekatan
Kontekstual Berbasis Kubus Struktur Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Bendosari
Kecamatan Plantungan tahun 2006.”
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam meningktkan keterampilan menulis
kalimat dengan pendekatan
kontekstual berbasis kubus struktur pada siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari
Kecamatan Plantungan, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.
Mengapa
siswa kurang mampu dalam pembelajaran menulis kalimat ?
2.
Strategi
apakah yang diterapkan guru bahasa Indonesia dalam peningkatan keterampilan
menulis kalimat?
3.
Media
pembelajaran apakah yang diterapkan guru bahasa Indonesia dalam peningkatan
ketrampilan menulis kalimat?
4.
Apakah
penggunaan media pembelajaran kubus
struktur dapat peningkatan keterampilan menulis kalimat?
2. Pemecahan
Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini cukup luas. Oleh
karena itu, perlu adanya pembatasan masalah terlebih dahulu sebelum melakukan
perumusan masalah. Peneliti memilih kelas II SD Negeri 2 Bendosari sebagai
subjek penelitian karena pada penguasaan pelajaran menulis masih rendah.
Masalah-masalah yang akan dibahas adalah peningkatan
penguasaan menulis kalimat dengan pendekatan kontekstual melalui media
pembelajaran kubus struktur.
Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah peningkatan penguasaan menulis kalimat dengan pendekatan
kontekstual melalui media kubus struktur di kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan
serta perubahan sikap dan perilaku setelah mengikuti pembelajaran
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan
penguasaan menulis kalimat dengan pendekatan kontekstual melalui media kubus
struktur di kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan.
2. Untuk mendeskripsikan perubahan sikap dan
perilaku siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan setelah mengikuti
pembelajaran keterampilan menulis kalimat dengan pendekatan kontekstual melalui
media kubus struktur.
F. MANFAAT PENELITIAN
Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat baik yang bersifat teroretis maupun praktis. Secara teoretis, jika penelitian ini terbukti
bahwa dengan pendekatan kontekstual berbasis kubus struktur pada siswa kelas II
SD Negeri 2 Bendosari Kecamatan Plantungan. berarti hasil penelitian ini dapat
dijadikan landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pembelajaran menulis kalimat di kelas II. Selebihnya
penelitian ini juga akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebahasaan dan
menambah kasanah bagi dunia pendidikan.
Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :
1. Masukan bagi upaya pengembangan konsep
kebahasaan, khususnya yang berkenaan peningkatan penguasaan menulis kalimat.
2. Bahan masukan bagi siswa dalam rangka
memperoleh informasi tentang cara meningkatkan ketrempilan menulis kalimat.
3. Informasi secara empiris tentang peningkatan
ketrampilan menulis kalimat sderhana di kelas II, sehingga dapat dijadikan
landasan kerja bagi guru kelas II dalam mengajarkan bahasa Indonesia dan Kepala
Sekolah dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia.
G. KAJIAN
PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
I Wayan Legawa dosen Universitas
Negeri Malang menulis artikel dengan judul Contextual
Teaching and Learning: Sebuah Model Pembelajaran (www.ctl.com) mengemukakan
bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan,
Departemen Pendidikan Nasional menjalin
kerjasama dalam Indonesia Teacher Training Project dengan College of Education
University of Washington melahirkan suatu model pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) atau
dikenal dengan sebutan CTL. CTL
adalah suatu proses pembelajaran berupa learner-centered and learning in
context. Konteks adalah sebuah keadaan yang mempengaruhi kehidupan siswa
dalam pembelajarannya.
2. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
And Learning)
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Hakikat
pembelajaran kontekstual merupakan konsep
belajar yang melibatkan tujuh komponen utama belajar efekttif, antara laian : konstruktivisme (Contructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling),
refleksi (reflection), penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran berasal dari kata
“media” dan “pembelajaran”. Media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
(Azhar Arsyad, 1990, 3). Sedangkan Pembelajaran adalah proses pemerolehan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan (Zarina 2004:2).
Adapun
fungsi media pembelajaran dari beberapa ahli dalam (Arsyad, 1990:15) sebagai
berikut :
a. Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh
psikologis terhadap siswa.
b. Levie
dan Lentz (1982) berpendapat bahwa ada empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu 1) fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi
kognitif, 4) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif terlihat
dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Fungsi kognitif terdapat dalam temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
utuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris utuk mengakomodasi
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang yang
disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Menurut (Sudjana,2002:2) bahwa media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
giliranya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada
beberapa alasan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa.
Berkaitan dengan fungsi untuk memperlancar komuinikasi, media
memiliki beberapa keistimewaan, diataranya : 1) kemampuan fiksatif yaitu media
memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu
objek atau kejadian; 2) kemampuan manipulatif yaitu media mampu menampilkan
kembali objek atau kejadian denga berbagai macam cara sesuai dengan keperluan;
3) kemampuan distributive yaitu dalam sekali penampilan media dapat menjangkau
pengamat yang sangat banyak.
5. Media Kubus Struktur
Menurut (Sarono,2005:7) media kubus
struktur terdiri dari beberapa kubus yang terbuat dari kayu, triplek, atau
karton dan pada keenam sisi kubus ditiliskan kata-kata yang bias saling menggantikan.
Banyaknya rancanga kubus yang
dipolakan oleh guru bergantung pada pola yang akan disajikan. Misalnya pola SP
terdiri dari 2 kubus, pola SPO dan SPK 3 kubus, dan pola SPOK / KSPO terdiri
dari 4 kubus.
6. Kerangka Pikir Penelitian
Penguasaan menulis kalimat mutlak
diperlukan dalam pelajaran bahasa Indonesia .
Karena dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak pernah lepas dari kalimat dalam
berkomunikasi. Belajar teori menulis kalimat
mudah, tetapi untuk mempraktikkannya tidak cukup sekali dua kali.
Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang
tulis-menulis.
Untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis kalimat. Proses tersebut dilakukan dalam serangkaian siklus dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Selengkapnya dapat disimak dalam
kerangka berpikir di bawah ini:
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Penelitian
7. Hipotesis Tindakan
Arikunto (1996:66) menyatakan bahwa
hipotesis berasal dari kata “hipo” artinya di bawah, dan “thesa” yang berarti
kebenaran. Dengan demikian hipotesis adalah kebenaran yang masih berada di
bawah. Keberadaan hipotesis dalam penelitian
berperan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang diajukan dalam
penelitian.
Sedangkan Sudjana (1994:37),
hipotesis merupakan pendapat yang masih harus diuji kebenarannya. Konklusi
teoritis dari dunia pustaka harus
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah : ”Dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kubus Struktur Keterampilan
Menulis Kalimat Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Bendosari Kecamatan Plantungan
tahun 2006 dapat meningkat.
H. METODE PENELITIAN
1. Setting dan Subjek
Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan
siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan, yang berjumlah 40 siswa
terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan
hanya pada kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan dengan alasan berikut :
- Melihat dari daftar nilai siswa
dan nilai siswa kelas yang lain.
- Peneliti mengajar di kelas II SD
Negeri 2 Bendosari Plantungan, sehingga tidak menganggu proses belajar
mengajar baik untuk pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran lain. Dan
peneliti lebih tahu kondisi siswanya
- Kemampuan menulis kalimat pada
siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari Plantungan masih kurang dibandingkan
kelas lain.
- Terbatasnya kemampuan menulis
kalimat disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap pola kalimat antara
lain pola SP, SPO, SPOK.
Oleh karena itu, kemampuan menulis
kalimat perlu ditingkatkan. Sedangkan untuk meningkatkannya, digunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual melalui media pembelajaran kubus struktur.
2. Variabel Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian
tindakan ini, perlu merumuskan terlebih dahulu variabelnya. Dalam penelitian
ini variabelnya yaitu peningkatan
keterampilan menulis kalimat
dengan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui media pembelajaran
kubus struktur.
Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut
meliputi:
a. Variable
input yakni siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar bahasa Indonesia , dan prosedur evaluasi bahasa
Indonesia dengan materi menulis kalimat menggunakan media kubus struktur.
b. Variable
proses penyelenggaraan KBM, meliputi interaksi belajar-mengajar melalui media kubus
struktur, keterampilan bertanya dan gaya
mengajar guru, cara belajar siswa dalam menulis kalimat media kubus struktur
c. Variabel
output, meliputi kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi belajar
siswa, prestasi belajar siswa, sikap siswa terhadap pengalaman belajar menulis
dengan media kubus struktur.
3. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model
tindakan kelas dengan dua siklus. Kedua siklus itu mengikuti alur :
|
Gambar 2: Desain Siklus Penelitian
a. Desain
Siklus I
Dalam siklus I, penulis membuat program sebagai berikut
:
1) Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun
rencana pembelajaran (RP) dengan menyusun rencana menulis kalimat sederhana
tentang pengalama sehari-hari. Pembelajaran ini menggunakan media kubus
struktur. Pelaksanaan pembelajaran ini, siswa melakukan demonstrasi kubus
struktur dengan 3 kubus. Siklus 1 direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan
2) Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan selama pembelajaran menulis berlangsung. Sebelumnya peneliti dalam
tindakan ini melakukan beberapa hal antara lain : (1) menjelaskan hal-hal
penting tentang menulis kalimat, (2) guru mendemonstrasikan kubus struktur dengan
cara membolak-balikan sisi kubus, dan (3) menugasi siswa untuk menulis kalimat
seperti pada kubus struktur yang dibolak-balik pada salah satu sisinya.
3). Pengamatan
atau Observasi
Peneliti menggunakan alat pengamatan
atau observasi untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika demonstrasi
dan menulis kalimat.
4). Refleksi
Setelah mengkaji hasil tulisan siswa
dan hasil pengamatan serta wawancara dengan siswa, maka peneliti mengubah
strategi pada siklus dua. Perubahan strategi pada siklus dua ini dengan
mempertimbangkan saran anak, serta hasil wawancara.
b. Desain
Siklus II
Setelah melakukan refleksi pada
siklus I, peneliti pada siklus II melakukan perubahan strategi sebagai berikut:
1) Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun
rencana pembelajaran (RP) dan menegaskan kembali tentang penulisan kalimat.
Dalam hal ini siswa sudah mengetahui pola kalimat. Pelaksanaan pembelajaran
ini, siswa belajar sambil bermain secara berkelompok membolak-balikkan sisi
kubus dengan 4 kubus. Siklus 2 direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan
2) Tindakan
Tindakan pada siklus ini dilaksanakan
selama pembelajaran menulis berlangsung yang meliputi kegiatan sebagai berikut
(1) Guru mendemonstrasikan bumbung substitusi, (2) siswa menulis kalimat secara
individual, (3) setelah selesai menulis kalimat, guru melakukan penilaian.
Tindakan kelas ini dilaksanakan
selama pembelajaran menulis berlangsung. Sebelumnya peneliti dalam tindakan ini
melakukan beberapa hal antara lain : (1) menjelaskan kembali hal-hal penting
tentang menulis kalimat, (2) siswa mendemonstrasikan kubus struktur dengan cara
membolak-balikan sisi kubus, dan (3) menugasi siswa secara berkelompok untuk
menulis kalimat seperti pada kubus struktur yang dibolak-balik pada salah satu
sisinya.
3) Pengamatan
atau Observasi
Peneliti menggunakan alat pengamatan
atau observasi untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika menulis
kalimat.
4) Refleksi
Dalam melakukan refleksi pada akhir
siklus kedua ini, diperlukan kecermatan dalam mengulas perubahan yang terjadi
pada: (a) siswa, (b) suasana kelas, (c) guru.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data, baik data yang berupa hasil tes maupun
non tes. Instrumen tes berupa tugas menulis kalimat denga pola sama masing-masing
siklus 5 kalimat, sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi untuk
mengamati sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran kontekstual melalui media
kubus struktur.
Penelitian tindakan ini menggunakan
instrumen yang berupa tes dan nontes.
Instrumen tes berbentuk tertulis, dengan skor penilaian seperti dalam tabel 1:
Tabel 1: Daftar Skor Penilaian
No.
|
Unsur yang
Dinilai
|
Skor Maksimal
|
1.
2.
3.
4.
|
Pola SP
Pola SPO
Pola SPK
Pola SPOK
|
25
25
25
25
|
Jumlah
|
100
|
Instrumen nontes berupa lembar
observasi dan panduan wawancara, dan jurnal kegiatan. Lembar observasi
digunakan untuk mengamati sikap dan tingkah laku siswa dalam proses
pembelajaran, khususnya dalam membuat karangan. Aspek yang diamati meliputi:
(1) perhatian siswa, (2) keberanian bertanya, (3) kesungguhan dalam mengerjakan tugas, (4)
ketepatan waktu mengerjakan tugas, dan (5) keantusiasan siswa dalam kerja
kelompok.
Panduan wawancara dilakukan guru
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang diwawancarai dipilih
siswa yang gagal dalam menyelesaikan tugas. Wawancara meliputi hal-hal sebagai
berikut: (1) jenis kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis, (2) penyebab
munculnya kesulitan, dan (3) cara mengatasi kesulitan.
Jurnal kegiatan guru berisi rangkuman
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru setiap siklus. Jurnal memuat hal-hal
yang terjadi selama proses pembelajaran, khususnya dalam pengelolaan interaksi
belajar-mengajar.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi : (a) tes, (b) observasi, (c) wawancara, dan (d) jurnal kegiatan.
Tes dilakukan secara tertulis dengan
memberi tugas siswa untuk menulis kalimat berstruktur.
Observasi dilakukan untuk mengetahui
sikap dan tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas, di antaranya mengamati
perhatian siswa, keberanian bertanya, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, ketepatan waktu dan keantusiasan siswa dalam
mengoreksi dan mengerjakan tugas mengarang. Observasi dilakukan ketika siswa
mengikuti pembelajaran kontekstual dengan media pembelajaran kubus struktur.
Selama mengikuti pembelajaran, guru mengamati sikap dan perilaku siswa.
Penilaian siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar, penggunaan metode diskusi, , keaktifan siswa dalam kerja
kelompok, keantusiasan siswa dalam kerja kelompok.
Wawancara dilakukan terhadap siswa
tentang tanggapan terhadap guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis kalimat
atau guru pada waktu menyampaikan pembelajaran. Siswa yang diwawancarai adalah
siswa aktif, diam, mengganggu teman, mondar-mandir, cara yang digunakan guru
adalah mengajak siswa proaktif di luar jam pelajaran, mengajak diskusi siswa. Wawancara
dilaksanakan setelah siswa selesai mengerjakan tugas mengarang narasi. Jurnal
kegiatan untuk guru dicatat guru setelah selesai mengajar. Guru menarik
kesimpulan dalam pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam hal aktivitas
siswa mengikuti pembelajaran menulis kalimat.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis
kuantitatif dan kualitatif. Data yang dianalisis secara kuantitatif adalah
sebagai berikut:
Menghitung kesalahan substitusi subjek, predikat, objek,
dan keterangan.
n
%
= ------- x 100%
N
Keterangan:
n =
skor yang diperoleh
N =
total skor
% =
tingkat keberhasilan yang dicapai
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kiteria
deskriptif prosentase, yang dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu tinggi,
cukup, rendah, dan sangat rendah, sebagai berikut:
Tabel 2: Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Prosentase
Kriteria
|
Nilai
Prosentase
|
Penafsiran
|
Tinggi
|
76%
- 100%
|
Sempurna
|
Cukup
|
56%
- 75%
|
Baik
|
Rendah
|
40%
- 55%
|
Cukup
|
Sangat
rendah
|
<
40%
|
Kurang
|
(Arikunto 1996:244)
Hasil wawancara dan observasi
dianalisis menggunakan teknik kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau
kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Prosesnya terdiri atas reduksi data, klasifikasi data, interpretasi data, dan
pernarikan kesimpulan.
Reduksi dapat diartikan sebagai
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Klasifikasi data dilakukan dilakukan dengan memisahkan data kemudian dikelompokkan menurut bidang
permasalahan. Untuk menganalisis data lebih lanjut, dilakukan interpretasi data
yakni data yang sudah dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti sesuai
dengan landasan tujuan penelitian Penyajian data dapat diartikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
simpulan dan pengambilan tindakan.
Penarikan simpulan hanyalah sebagian
dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Verifikasi kemungkinan setingkat
dengan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran selama menulis, suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran, dan
akhirnya berusaha untuk menarik simpulan. Simpulan-simpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Dengan verifikasi, simpulan yang semula
mengambang akhirnya menjadi relevan dan lebih lengkap.
I.
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, dari bulan
April sampai dengan Nopember. Adapun pemerian kegiatannya sebagai berikut:
Tabel 3: Jadwal Kegiatan
Penelitian
No.
|
Jenis Kegiatan Penelitian
|
Bulan
|
||
Peb
|
Mar
|
Apr
|
||
1
2
3
4
5
|
Persiapan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan Sementara
Penyusunan Laporan Akhir
|
x
x
|
x
x
|
x
|
J. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. Prof. 2006. Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT Rineka Cipta
Depdikbud,
1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka
Darajat, Zakiah. 1982. Kepribadian
Guru. Jakarta : N. V. Bulan Bintang.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Irwanto. 1997. Psikologi Umum, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Lie, Anita.
2004. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia .
Komaruddin dan Yooke.Tj.S.Komaruddin, 2000, Kamus
Istilah Karya Tulis Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta
M. Gagne, Robert, 1984, The
Condition of Learning and Theory of Instruction
Surya,
Muhammad. 2001. Peranan Guru dan Tenaga Kependidikan dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan.Makalah.Disampaikan pada Seminar Nasional
Otonomi Pendidikan,14 Februari 2001 di Semarang
Sri Murni, Ambar
Widianingtyas (2007) Bahasa Indonesia 5,Jakarta
: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Walgito, B, 1991, Psikologi
Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta : Andi Erman Suherman. 1987. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung : JICA
Wardani, IGAK. (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka
Wardani, Siti Yulaeha, Ngadi
Marsinah. (2004). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Tebuka
L. LAMPIRAN
E. PENEGASAN ISTILAH
Guna menyamakan
persepsi antara pembaca dengan penulis terhadap judul penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut :
Penggunaan
artinya cara mempergunakan sesuatu; pemakaian (Moeliono ,1993:286).
Media adalah
alat perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. (Azhar
Arsyad, 1990, 3). Sedangkan Pembelajaran merupakan proses pemerolehan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan (Zarina 2004:2). Jadi media pembelajaran diartikan sebagai alat
perantara menyampaikan pesan dalam proses pemerolehan pengetahuan.
Bumbung
substitusi berasal dari kata bumbung dan substitusi. Bumbung artinya tabung
bambu (Moeliono, 1993:136). Sedangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
substitusi berfungsi untuk menyajikan kalimat yang berpola sama (Sarono,
2005:6). Jadi bumbung substitusi merupakan media pembelajaran bahasa Indonesia
untuk merangsang siswa memproduksi kalimat dengan pola yang ditentukan dan
terbuat dari bahan bumbung yang dipasang pelingkup subyek, predikat, obyek, dan
keterangan.
Peningkatan
artinya proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha,kegiatan, dan sebagainya)
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1995:1060). Dalam penelitian ini, peningkatan diartikan sebagai proses yang
dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat.
Dari uraian di
atas penulis merumuskan bahawa penggunaan
media pembelajaran bumbung substitusi dalam upaya peningkatan
keterampilan menulis kalimat pada siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari artinya
upaya guru untuk meningkatkan keterampilan menulis kalimat melalui media
bumbung substitusi.
C. Data dan Cara
Pengumpulannya
1. Sumber
Data
Sumber data diperoleh dari observasi selama pelaksanaan
proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual melelui
media kubus strktur pada siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari Kecamatan Plantungan.
2. Jenis
Data
Data yang dikumpulkan dapat berupa
data kuantitatif (angka/hasil belajar siswa setelah melakukan tes), dapat
berupa data kualitatif (hasil dari pengamatan/observasi selama proses
pembelajaran).
3. Cara
Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data adalah
dengan cara tes (memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa) dan observasi
(mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran Matematika dengan
pemberian tugas tambahan). Tes berupa soal uraian berjumlah 10 butir soal untuk
2 siklus sehingga masing-masing siklus 5 butir soal.
D. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah target
keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. Karena penelitian tindakan kelas
bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan memperbaiki proses
belajar-mengajar, maka kelayakan indikator kinerja disesuaikan dengan harapan
maksimal (Suhandini, 2000).
Dalam penelitian ini, indikator
kinerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Guru terampil
mengelola proses belajar-mengajar bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual menggunakan
media kubus struktur.
2. Terjadi interaksi aktif antara guru dengan
siswa, siswa dengan siswa sehingga suasana proses belajar-mengajar dapat
kondusif.
3. 85% siswa kelas II SD Negeri 2 Bendosari
Kecamatan Plantungan mengalamani ketuntasan belajar.
0 Response to "PTK: Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kubus Struktur Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Bendosari Kecamatan Plantungan "
Post a Comment