A.
LATAR BELAKANG
Manusia dilahirkan ke dunia ini
tanpa pengetahuan apapun, tetapi dalam kelahirannya telah dilengkapi dengan
fitrah yang memungkinkan untuk menguasai berbagai pengetahuan, dengan
mengfungsikan fitrah itu diharapkan manusia dapat belajar dari masyarakat. Diantaranya
tanda dari fitrah itu adalah Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang
sempurna,dengan menganugrahkan berbagai potensi akal dan potensi jasmani
(fisik). Seiring
dengan perjalanan hidup manusia di dunia dengan kata lain manusia butuh
interaksi terhadap orang lain melalui pendidikan untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki manusia agar menjadi optimal.
Pendidikan tidak bisa lepas dari kegiatan
proses belajar mengajar karena di dalam pendidikan mengandung timbal balik
antara pendidik dan pengajar yang berlangsung untuk mencapi tujuan tertentu
dalam proses belajar mengajar, dan pendidik dalam konsep Islam, pelajar dan
pengajar harus memperhatikan beberapa
aturan yang bersifat akhlaki agar memperoleh kemanfaatan ilmunya sehubungan
dengan adanya persoalan tersebut maka perlu adanya pembahasan tentang etika
yang menyangkut keseluruhan aspek nilai
perilaku, atau etika pelajar dan pengajar, maka kami tertarik untuk membahas
perilaku etika pelajar dan pengajar menurut buku panduan yang kami baca yaitu
kitab Ta’lim Muta’lim menurut Syeikh Az-Zarnujji.
B.
RUMUSAN MAKALAH
1.
Apakah
makna dari pengajar (guru)?
2.
Bagaimanakah etika pengajaar?
3.
Karakteristik
kompetensi pengajar atau guru?
4.
Definisi seorang
pelajar / siswa / santri
5.
Bagaimana etika pelajar?
6.
Bagaimanakah
cara menghormati ilmu dan guru?
7.
Bagaimanakah
cara memilih ilmu, guru, dan teman?
8.
Apakah
perbedaan dari idialita dan realita tentang konsep etika pelajar dan pengajar?
C.
TUJUAN
§ Untuk mengetahui etika pengajar(guru) dalam proses belajar mengajar
§ Untuk mengetahui etika pelajar terhadap guru atau pengajarnya
§ Agar mengetahui bagaimana kita
memilih ilmu, guru, teman dan
ketekunan
§ Agar kita bisa mengetahui karakteristik seorang guru yang baik
§ Dan agar kita tahu bagaimana cara menghormati guru dan menghargai
seorang murid yang baik
§ Deskripsi tentang perilaku pelajar dan pengajar yang kita harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengajar dan Pelajar
1.
Apa Itu Makna Pengajar
Makna guru(pengajar) sebagaimana
dalam UUSPN No.20 Tahun 2003 ,Bab 1, Pasal 1, ayat 6 adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilator dan sebutan lainnya yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan penididikan.
Dalam pengertian yang sederhana, guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya (siswa).
Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan
ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga dimasjid,
di surau/mushola, di rumah, dan sebagainya.
Guru(pengajar)
menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang
menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru.
Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik peserta didik mereka agar
menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Makna tersebut dapat dipahami secara
universal, maksudnya setiap kegiatan pembelajaran, baik yang terencana tidak
tentunya membutuhkan seorang pembimbing yang langsung dan tidak langsung. Atau
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran dalam masyarakat terdapat istilah lerning
culture, yakni masyarakat belajar dengan cara tidak resmi bagaimana
kehidupan rutin sehari-hari dan teaching culture, yaitu masyarakat
mendapat pelajaran secara resmi dari warga lain yang lebih tahu.
Makna guru atau pengajar pada prinsipnya
tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh
dari bangku sekolah/perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka
yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam
mitra kognetif, efektif, dan psikomotorik. Mitra kognetif menjadikan
peserta didik cerdas intelektualnya, mitra efektif menjadikan siswa mempunyai
sikap dan perilaku yang sopan, dan mitra psikomotorik menjadikan siswa terampil
dalam melaksanakan aktifitas secara efektif dan efesien, serta tepat guna.
Dengan
kemuliaannya, guru rela mengabdikan diri di desa terpencil sekalipun. Dengan
segala kekurangan yang ada guru berusaha membimbing dan membina peserta didik
agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsanya di kemudian hari, gaji
yang kecil, jauh dari memadai tidak membuat guru jadi berkecil hati dengan
sikap frustasi meninggalkan tugas dan tanggung jawab sebagai guru. Karenanya
sangat wajar dipundak guru diberikan atribut sebagai ‘’pahlawan tanpa tanda
jasa”.
Menjadi
guru berdasarkan dari tuntunan hasil nurani tidaklah semua oarang dapat
melakukannya. Karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup
dan kehidupannya mengapdi kepada negara dan bangsa guna mendidik peserta didik
menjadi manusia susila yang cakap, demokratis, dan bertanggungjawab atas
pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan negara.[1]
2. Karakteristik Kompetensi Pengajar atau
Guru
Karakteristik itu akan kita tinjau dari berbgai segi tanggung jawab
guru, fungsi dan perenan guru, tujuan pendidikan sekolah, dan peranan guru
dalam proses belajar mengajar.
1. Tanggung jawab kompetensi pengajar atau guru
Guru akan
mampu melaksanakan tanggung jawab melaksanakan tanggung jawabnya apabila
memiliki kompetensi yang di perlukan untuk itu. Setiap tanggung jawab mempunyai
sejumlah kompetensi. Setiap kompetensi dapat dijabarkan menjadi sejumlah yang
lebih kecil dan lebih khusus. yaitu seperti dibawah ini:
a. Tanggung Jawab Moral
b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan
c. Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan
d. Tanggung Jawab dalam bidang keilmuan
2. Fungsi atau peranan guru, dan kompetensinya
a) Guru sebagai pendidik dan pengajar
Peranan ini akan
dapat dilaksanakan bila guru mememenuhi syarat-syarat kepribadian dan
penguasaan ilmu. Pelaksanaan peranan ini menuntut keterampilan tertentu yaitu:
- Terampil dalam menyiapkan bahan pelajaran
- Terampil menyusun satuan pelajaran
- Terampil menyampaikan ilmu kepada murid
- Terampil mnggairahkan semngat belajar
- Terampil mnggunakan bahasa yang baik dan benar dll.
b) Guru sebagai anggota masyarakata serta sebagai model teladan yang mulia
Sebagai anggota masyarakat, guru harus bersikap
terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikaplah
ramah tamah terhadap siapapun, suka menolong dimanapun dan kapan saja, serta
simpati dan impati terhadap pimpinan, teman sejawat, dan para siswa atau
santri.agar mampu mengembangkan pergaulan dengan masyarakat, dia perlu
menguasai psikolok social, khususnya mengenai hubungan antar manusia dalam
rangka dinamika kelompok.
c) Guru sebagai pelaksana atministrasi ringan
Peranan ini memerlukan syarat-syarat kepribadian
seperti jujur, teliti, dalam bekerja, rajin harus menguasai ilmu mengenai tata
buku ringan, korespondensi, penyimpanan arsip dan ekspedisi, dan administrasi
pendidikan
d) Guru sebagai pemimpin
Peranan pemimpin akan berhasil apabila guru memiliki
kepribadian seperti: kondisi fisik yang sehat, percaya pada diri sendiri,
memiliki daya kerja yang antusiasme, gemar dan dapat cepat mengambil keputusan,
bersikap objektif dan mampu menguasai emosi dan bertindak adil.
c) Kompetensi guru
Salah satu kompetensi-kompetensi seorang guru adalah
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, mengusai bahan pengayaan
bidang studi. Dan lain sebagainya.[2]
3. Etika dan Kewajiban Seorang Pengajar / Guru
a.
Memperlakukan para murid dengan kasih sayang
seperti anaknya sendiri
b. Mengikuti tauladan rosul , tidak mengharapkan upah, biasakan ataupun
ucapkan terimakasih dengan ikhlas
c. Jangan lupa menasehati murid
tentang hal-hal yang baik
d. Jangan lupa mencegah dan menasehati murit dari akhlak tercela, tidak
secara terang-terangan tapi hendaknya
gunakan dengan sendirian.
e. Terangkanlah dengan kadar kemampuan akal murid hingga batas kemampuan
pemahaman mereka.
f.
Definisi Hendaknya seorang guru harus
mengajar muridnya yang pemula dengan pelajaran yang simple dan mudah dipahami
g. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya
4. Definisi seorang muslim
Setiap orang Islam
diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan apa yang diperlukannya saat itu,dan
kapan aja. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa menuntut ilmu bagi muslim
laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu
agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
Sehingga ada yang berkata ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Sebagaimana Rasulullah
saw bersabda, :
قال رسول الله صلى الله عليه و
سلم : طلب العم فر يضة على كل مسلم و مسلمة
“menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan
perempuan”
Pelajar ialah seseorang yang berniat mencari ilmu baik
itu di sekolah,atau di pesantren. Belajar adalah key term (istilah kunci) dalam
setiap usaha pendidikan. Sementara pendidikan (tarbiah) memiliki kesejatian
makna sebagai suatu usaha pendewasaan manusia agar menjadi insan kamil, yakni
manusia beriman, bertakwa, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi lingkungannya
pada masa sekarang atau masa mendatang.[3]
5. Etika belajar
Dengan menjelaskan keutamaan belajar
Al-Ghozali mempertegaskan dalam ayat
Al-quran Qs At-taubah : 122 .
فى الدين ولينذرواقومهم اذا رجعواالهم لعلهم
يحذرون. {122}
Artinya;” Orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS.AT-TAUBAH:
122)
Etika yang harus dilakukan oleh seorang pelajar yaitu:
1) Membersihkan jiwa dari kejelekan akhlak, dan keburukan sifat karena ilmu
itu adalah ibadahnya sholat secara samar dan kedekatan batin kepada Allah
2) Menyedikitkan hubungan dengan sanak keluarga dari hal keduniawian
3) Tidak sombong terhadap ilmu dan pula menjahui tindakan tidak terpuji,
terhadap guru
4) Tidak mengambil ilmu terpuji selain mendalaminya sehingga selesai dengan
mengetahui hakikatnya. Karena keberuntungan melakukan sesuatu itu adalah
menyelami (tabahhur) dalam sesuatu yang dikerjakan
5) Jangan terburu-buru atau tergesa-gesa kecuali kita telah menguasai ilmu
yang telah dipelajari sebelumnya. Karena sesungguhnya ilmu itu adalah
sistimatik, satu bagian saling terkait dengan yang lainya
6) Pelurusan ujuan hanya karena Allah bukan karena harta dll.[4]
6. Cara Menghormati Ilmu dan Guru
(Orang Alim)
Para pelajar (santri) tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat
mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru. Karena ada yang
mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu
sangat menghormati tiga hal tersebut.orang-orang yang tidak berhasil dalam
menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati atau memuliakan ilmu dan
gurunya. Ada yang mengatakan bahwa menghormati itu lebih baik dari pada
mentaati, karena manusia tidak dianggap kufur karena bermaksiat. Tapi dia
menjadi kufur karena tidak menghormati atau memuliakan peritah Allah.
قال علي كرم الله وجهه : انا عبد من علمني
حرفا واحدا ان شاء باع وان شاء اعتق وان شاء استرق
“saydina ali
karramallahu wajhah berkata,”Aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajariku
walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku,
atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya,.”
ada sebuah syair berbunyi,”Tidak ada hak yang lebih besar keculi haknya
seorang guru. Ini wajib di pelihara oleh setip orang islam.
yang
termsuk menghormati guru ialah :
-
Hendaknya seorang murid tidak berjalan
didepannya, dan tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijinnya.
-
Hndaknya tidak banyak bicara di hadapan
guru,tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan. Harus menjaga
waktu jangan mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliu keluar.
Alhasil
,seorang santri harus mencari kerelaan hati guru,harus menjauhi hal-hal yang
menyebabkan murka,mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan
agama,karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah.
Termasuk menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan yang ada
hubngan kerabatnya.
Yang termasuk menghormati ilmu ialah:
-
Menghormati kitab, seorang santri dilarang
memegang kitab kecuali dalam keadaan suci.
-
Para penuntut ilmu dilarang meletakkan
kitab didekat kakinya ketika duduk bersilah. Hendaklah kitab tafsir diletakkan
diatas kitab-kitab lain dan hendaklah tidak meletakkan sesuatu diatas kitab
-
Hendaknya para penuntut ilmu mendengarkan
ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipun sudah pernah mendengarkan masalah
tersebut seribu kali.
Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati
teman dan orang yang mengajar. Para santri harus saling mengasihi dan
menyayangi apalagi kepada guru, supaya ilmunya berfaidah dan diberkati.[5]
7. Cara Memilih Ilmu, Guru, dan
Teman
Para pelajar harus memilih ilmu pengetahuan yang paling baik atau paling
cocok pada dirinya.pertama-tama yang perlu dipelajari oleh seorang pelajar
(santri) adalah ilmu yang paling baik dan yang dipergunakannya dalam urusan
agama saat itu yang pertama ialah ilmu tauhid harus didahulukan. Kemudian baru
ilmu-ilmu yang diperlukan pada masa yang akan datang.
Adapun cara memilih guru atu kiai carilah yang alim, yang bersifat
waro’,dan yang lebih tua.
Seorang pelajar (santri) harus memilih atau
berteman dengan orang yang tekun belajar, bersifat wara’, dan berwatak
istiqomah. Dan orang yang suka memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist
Nabi.dan ia harus menjauhi teman yang malas, banyak bicara, suka merusak, dan
suka memfitnah.[6]
8. Perbedaan Idealita Dan Realita Tentang Konsep Etika Pelajar Dan Pengajar
Pengajar adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Yang tugasnya menyediakan
kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik
untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku
maupun pertumbuhan sebagai pribadi.
Sedangkan pelajar adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu. Yang tugasnya Belajar
yaitu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon.[7]
9. Analisa
Menurut analisa kami, antara guru dan pelajar dengan ilmu pengetahuan dan agama itu saling
terkait karena hampir seluruh hasil survai
mengenai keefektifan guru (teacher effectivnes), guna memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik untuk memperoleh
cara menerima pelajaran yang di senanginya, supaya memupuk dan membentuk
perilaku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar
yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik. Sekarang
kita sudah sadar bahwa belajar itu dapat mendatangkan banyak manfaat yang
diperlukan prioritas utama dalam pembelajaran tentunya ialah pembelajaran
seputar topik-topik yang bisa langsung diperlukan untuk menunjang pekerjaan
kita. Mempelajari pengetahuan dan keterampilan penunjang yaitu yang bisa
memberi nilai tambah bagi kualitas
pekerjaan kita yang meningkatkan kualitas watak, sikap , dan berkepribadian yang
lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian makalah ini
menyampaikan bagaimana belajar yang tepat
agar tak hanya membuahkan ilmu, tapi juga amal yang bermanfaat bagi
lingkungan. Amal dan manfaat bagi lingkungan merupakan dimensi terpenting dalam
belajar dan berilmu. Berilmu api tidak diamalkan, amat sia-sia. Beramal tanpa
disadari ilmu juga tertolak, bahkan menyesatkan. Karenanya, ilmu dan amal
merupakan dua entitas vital yang tak dapat dipisahkan. Melalui kitab syeikh Az-Zarnuji
menjelaskan etika belajar mengajar yang sesuai dengan syariat islam yaitu ilmu
yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
B. Saran
Kita sebagai manusia untuk menjadi pemikir sejati, dibutuhan ketajaman
pikiran, kecerdasan, kepekaan diri, dalam memahami situasi, kecakapan dalam
mencari jalan keluar setiap persolan, serta memiliki hidup yang terus-menerus
(istiqomah) dalam menggali pengetahuan . dan semua itu tak akan dapat semua
tercapai kecuali dengan proses belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa mungkin makalah kami ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi peningkatan makalah kami ini dimasa mendatang. Dan makalah semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin yarobbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim zaenal, Strategi dan Metode
Pembelajaran,Cet.2,Yogyakarta : matagraf, 2011
Az-Zarnujji, Terjemahan TA’LIM
MUTA’ALLIM,Cet.1,Surabaya : Mutiara Ilmu, 2009
Homalik Oemar, Pendidikan Guru, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode
Pembelajaran, Cet.2, (Yogyakarta : Matagraf, 2011), hlm. 06
[3]Az-Zarnujji, Terjemahan TA’LIM MUTA’ALLIM, Cet.1,
(Surabaya : Mutiara Ilmu, 2009), hlm.
04-07
[5]Az-Zarnujji,Terjemahan TA’LIM MUTA’ALLIM,
Cet.1, (Surabaya : Mutiara Ilmu,2009), hlm.27-38
0 Response to "ETIKA PELAJAR DAN PENGAJAR"
Post a Comment