PEMANFAATAN
LIMBAH TEPUNG KANJI (KULIT SINGKONG)
PADA MASYARAKAT DUKUH BEMBEM DESA SIMBANGDESA, TULIS, BATANG
I.
PENDAHULUAN
Indonesia
dikenal sebagai negara agraris. Lahan
pertanian yang luas dimanfatkan masyarakat untuk menanam berbagai kebutuhan
rumah tangga sehari-hari. Barcocok tanam merupakan profesi yang digeluti
sebagian warga Indonesia, terutama yang berada di pedesaan maupun didaerah
pegunungan tinggi. Tidak terkecuali desa Simbangdesa yang merupakan salah satu
desa yang dikelilingi oleh sawah yang cukup luas dengan jumlah sawah irigasi sekitar 27,199 ha, dan luas
Ladang sekitar 19 ha, penduduk
memanfaatkan lahan mereka untuk ditanami padi, singkong dan palawija.
Singkong merupakan
tanaman umbi-umbian yang memiliki beberapa nama seperti ketela pohon atau umbi
kayu. Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong memiliki nama latin Manihot
utilissima dari suku Euphorbiaceae. Singkong dikenal sebagai alternatif makanan
pokok sumber karbohidrat selain beras. Daun singkong biasa dijadikan sayuran
atau lalapan. Selain sebagai sumber karbohidrat yang baik, singkong juga
mengandung serat yang tinggi.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. Berbagai olahan makanan dengan bahan dasar singkong mulai bermunculan, seperti tape, keripik dan roti.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil. Berbagai olahan makanan dengan bahan dasar singkong mulai bermunculan, seperti tape, keripik dan roti.
Berikut ini kandungan
nutrisi dari singkong dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita:
1. Sumber Karbohidrat
Singkong memiliki
jumlah kalori dua kali lipat dibandingkan kentang. Maka tak salah jika singkong
menjadi salah satu makanan pokok sebagai sumber karbohidrat. Dalam 100 gram
singkong, mengandung 160 kalori, sebagian besar terdiri dari sukrosa.
2. Protein Tinggi
Singkong lebih rendah
lemak dibandingkan sereal dan kacang-kacangan. Walaupun begitu, singkong
memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan ubi,kentang dan pisang.
3. Vitamin K
Singkong kaya akan
vitamin K yang memiliki peran dalam membangun masa tulang. Sehingga konsumsi
singkong dapat menurunkan risiko osteoporosis. Selain itu, vitamin K akan
melindungi dan berperan penting dalam pengobatan pasien Alzheimer dengan
membatasi kerusakan saraf di otak.
4. Vitamin B kompleks
Umbi yang lezat ini
merupakan sumber dari vitamin B kompleks dan kelompok vitamin seperti folates,
thiamin, piridoksin (vitamin B-6), riboflavin, dan asam pantotenat. Riboflavin
berperan dalam pertumbuhan tubuh dan memproduksi sel darah merah untuk
mengurangi anemia.
5. Mineral
Singkong merupakan
sumber mineral yang penting bag tubuh, antara lain seng, magnesium, tembaga,
besi, dan mangan. Selain itu, singkong memiliki jumlah kalium yang cukup
sebagai komponen penting pembentukan sel tubuh dan mengatur tekanan
darah.Sebuah penelitian seperti dilansir Affleap menunjukkan manfaat singkong
sebagai penurun kadar kolesterol jahat dalam darah.
6. Sumber Serat
Tidak hanya itu,
singkong juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan menjadi sumber serat yang
bagus. Tak heran jika singkong dapat menurunkan risiko penyakit jantung,
stroke, kanker usus besar dan membantu mengendalikan diabetes. Dengan catatan,
singkong diolah dengan cara kukus atau rebus.
Hasil
dari pertanian tersebut dikonsumsi masyarakat baik dikonsumsi secara langsung
ataupun diolah terlebih dahulu oleh para interprener (pelaku industri rumah
tangga). Home industri atau industri rumah tangga adalah suatu uasaha atau
kegiatan untuk memproses dan mengolah suatu kebutuhan rumah tangga.
Barang-barang yang merupakan barang yang selalu dicari dan dibutuhkan setiap
saat dalam menunjang kelangsungan hidup dalam rumah tangga yang bisa membuka
peluang kerja yang bermodalkan relatif sedikit. Banyak orang yang mengeluti
home industri baik di bidang pangan, papan, maupun sandang. Salah satu bentuk
konsumsi dari umbi-umbian khususnya singkong, tidak hanya dikonsumsi secara
langsung singkong juga dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan
tepung kanji. Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat
Dukuh Bembem Desa Simbangdesa, Tulis, Batang yang memanfaatkan hasil ladang
mereka untuk membuat tepung kanji.
Penelitian ini akan membahas tentang pemanfaatan limbah tepung kanji
khususnya kulit singkong pada Dukuh Bembem Desa Simbangdesa, Tulis, Batang,
tahapan penelitian ini adalah observasi dan pengolahan kulit singkong. Objek
kegiatan ini adalah karyawan atau masyarakat Dukuh Bembem Desa Simbangdesa,
Tulis, Batang. Diharapkan dengan penelitian ini dapat membuktikan keefektifan
pengolahan limabh tepung kanji.
II. TEMUAN LOKASI
Desa
Simbangdesa, Tulis, Batang terdapat home industri yang memanfaatkan singkong
sebagai bahan baku pembuatan tepung kanji dengan jumlah karyawan 11 orang. Pabrik
ini merupakan rintisan bapak Asmawi selaku pemilik sejak tahun 1989 sampai sekarang,
bukan dari warisan orang tua, tetapi hasil jerih payah waktu muda dulu dengan
melihat kesuksesan teman lainnya. Sungguh prestasi yang menggagumkan bagi
seorang wirausahwan yang ada dipedesaan. Menurut bapak Asmawi bahan baku yang
digunakan berasal dari daerah sekitar Tulis seperti: Subah, Wonotunggal, Bandar,dengan
harga Rp.700,-/Kg tidak ada pemilihan secara khusus untuk bahan baku yang kami
gunakan semua jenis singkong kami terima sebagai bahan baku.
Proses
pembuatan dari singkong menjadi tepung, prosesnya cukup sederhana dengan alat
bantu yang sederhana pula, pisau, alat penghancur, alat pengepres, pengiling
tepung dan terpal untuk alas penjemuran tepung. Langkah pertama pengupasan
singkong yang memisahkan antara kulit dengan daging singkong, yang kami guankan
hanya dagingnya saja. Langkah selanjutnya penghancuran singkong dengan alat
pengilingan hingga menjadi ampas, lalu dicuci dengan air dan diperas dengan
alat pengepres untuk mengambil sari dari daging singkong, langkah keempat
pengendapan sari singkong, setelah di endapkan hasil endapan dijemur diterik
matahari. Dan dapat memproduksi sebanyak 4 ton setiap harinya, yang akan
distribusikan ke daerah Tegal setiap minggu sekali dengan jumlah 6 hingga 7 ton
yang dihargai Rp.4000,- /kg , didaerah Tegal akan diolah kembali oleh pabrik
dengan memberikan tambahan bumbu lalu dikemas dan siap dikonsumsi.
Dari
segi lingkungan, lingkungan pabrik cukup bersih, karena tidak ada limbah yang
tersimpan di pabrik. Mulai dari limbah kulit singkong kami jual dengan harga
Rp.5000,- / karungnya biasanya warga memanfaatkannya untuk pakan ternak mereka,
ampas hasil pengepresan dijual dengan harga Rp.2.500,-/kg ke Tegal mereka manfaatkan untuk bahan tambahan makanan,
saos, kue ada juga yang memanfaatkan untuk bahan tambahan obat nyamuk. Air
endapan akan langsung mengairi ke sawah penduduk disekitar pabrik.
Kendala memproduksi tepung ini hanya musim
penghujan, dengan tidak adanya panas matahari dengan tidak adanya panas
matahari sebagai sumber pengering alami yang kami gunakan produksi tepung
berkurang dari pada musim kemarau, yang biasanya 1 kwintal singkong menjadi 25
kg tepung sedang di musim penghujan 1 kwintal singkong menjadi 18 kg tepung.
Mengacu
pada temuan lokasi diatas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana inovasi dari kulit singkong agar
diamnfaatkan warga secaara maksimal yang pada akhirnya dapat membantu
perekonomian warag dan tercipta cemilan baru dari kulit singkong?
2. Bagimana cara menghilangkan racun HCN yang terkandung dalam
kulit singkong?
TUJUAN
1.
Menciptakan
inovasi baru dari kulit singkong
2.
Sumber
penghasilan tambahan
3.
Warga
dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
4.
Memanfaatkan
kulit singkong
Dengan
metode pengamatan yang di gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
dengan menggunakan percobaan dan mencari informasi di situs internet.
MANFAAT:
1.
Memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa kulit singkong memiliki khasiat atau manfaat
yang luar biasa
2.
Menggalih
potensi limbah kulit singkong sebagai salah satu sumber energi tambahan
3.
Mengurangi
pencemaran lingkungan yang disebabkan karena menumpuknya limbah kulit singkong
4.
Membuat
masyarakat tidak lagi membuang kulit singkong dengan begitu saja
5.
Dapat
dikembangkan melalui home industri atau pihak pabrik,departemen dan
swasta,sehingga dapat membantu dalam membuka lapangan pekerjaan
6.
Menjadi
salah satu pertimbangan bagi para pedagang makanan.
III.
ANALISA
a. Singkong
Singkong
sering disebut-sebut sebagai bahan makanan ndesa atau berasal dari kampung. Meski saat ini beraneka
ragam usaha makanan yang berbahan dasar singkong mulai menjamur, namun
rata-rata usaha tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat derajat” singkong
supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan
rendahan.
Di
mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan
lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah
bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan
berasal dari Indonesia. Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu.
Ketela pohon berasal dari benua Amerika,
tepatnya dari Brasil. Penyebarannya
hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok.
Tanaman ini masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Ketela pohon berkembang di negara- negara yang terkenal dengan wilayah
pertaniannya (Purwono, 2009).
Kebanyakan
tanaman singkong dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif
(stek batang). Generatif (biji) biasanya
dilakukan pada skala penelitian (pemulihan tanaman) untuk menghasilkan varietas
baru, singkong lazimnya diperbanyak dengan stek batang. Para petani biasanya menanam tanaman singkong
dari golongan singkong yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan pangan. Sedangkan untuk keperluan industri atau bahan
dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi yang beracun. Karena
golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan umbinya lebih besar
serta tahan terhadap kerusakan, misalnya perubahan warna (Sosrosoedirdjo,
1993).
Kelebihan
dari tanaman singkong pada pertanian kurang lebih adalah sebagai berikut :
a. Dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur.
b. Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi.
c. Masa panen tidak diburu waktu sehingga bisa dijadikan
lumbung hidup, yakni dibiarkan pada
tempatnya untuk beberapa minggu
d. Daun dan umbinya dapat diolah menjadi aneka makanan(
Pinus Lingga, 1986)
b.
Taksonomi
Tanaman Singkong
Dalam
sistematika (taksonomi) tanaman ketela pohon diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Subdivisio : Angiospermae ( biji tertutup )
Kelas : Dicotyledonae ( biji berkeping dua )
Ordo : Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot glaziovii Muell( Suprapti Lies, 2005
)
Ketela
pohon / ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, yaitu ketela, keutila, ubi kayee
(Aceh), ubi parancih (Minangkabau), ubi singkung (Jakarta), batata kayu
(Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral, kasapen, sampeu,
ubikayu (Sunda), bolet, kasawe, kaspa, kaspe, katela budin, katela jendral,
katela kaspe, katela mantri, katela marikan, katela menyog, katela poung,
katela prasman, katela sabekong, katela sarmunah, katela tapah, katela cengkol,
tela pohung (Jawa), blandong, manggala menyok, puhung, pohong, sabhrang
balandha, sawe, sawi, tela balandha, tengsag (Madura), kesawi, ketela kayu,
sabrang sawi (Bali), kasubi (Gorontalo), lame kayu (Makasar), lame aju (Bugis),
kasibi (Ternate, Tidore). (Purwono, 2009).
c.
Kandungan
Gizi Singkong
Kandungan
gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong
merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain
umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong yang
telahbanyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk
olahan baik basah maupun kering. Selain
sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyekenyek
singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk
singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain.Adapun unsur gizi yang
terdapat dalam tiap 100 g singkong segar
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
·
Kalori
121 kal
·
Air
62,50 gram
·
Fosfor
40,00 gram
·
Karbohidrat
34,00 gram
·
Kalsium
33,00 miligram
·
Vitamin
C 30,00 miligram
·
Protein
1,20 gram
·
Besi
0,70 miligram
·
Lemak
0,30 gram
·
Vitamin
B1 0,01 miligram
d.
Kandungan Gizi Dalam Kulit
Singkong
Kulit
singkong dianggap sebagai sampah ternyata mempunyai kandungan gizi yang cukup
tinggi. Disamping mengandung karbohidrat, kulit singkong juga mengandung energi
dan nutrisi penting lainnya. Dalam 100 gram kulit singkong adalah sebagi
berikut: Protein 8,11 gram, Serat 15,20 gram, Pektin 0,22 gram, Lemak 1,29
gram, Kalsium 0,63 gram. Hal itu merupakan salah satu kelebihan kulit singkong,
dan kekurangan kulit singkong adalah adanya kandungan racun alami pada bahan
tersebut yang biasa disebut Hidrogen Sinidia (HCN). Singkong
dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung
kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong mentah atau
yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah
menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per
kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per
kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh,
jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat
badan per hari. Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan
saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat
menimbulkan kematian. Kandungan racun
HCN tersebut dapat berkurang melalui bebrapa perlakuan, dianataranya dengan
cara perebusan, perendaman, pemanasan, pengeringan dan fermentasi. Singkong
tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar
sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang umum dijual di pasaran adalah
singkong tipe manis.
e. Manfaat Kulit Singkong
Hampir
semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbi hingga
daunnya. Ubi singkong biasanya diambil dagingnya dan utuk digoreng atau
direbus, sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau dijadikan makanan hewan
ternak. Adapun pengolahan limbah kulit singkong yang dapat dimanfaatkan antara
lain:
1.
Kompos
Kulit
singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut pupuk kompos.
Kompos kulit singkong bermanfaat sebagi sumber nutrisi bagi tumbuhan dan
berpotensi sebagai insektisi dan tumbuhan.
2.
Pakan
ternak
Kulit
singkong sebagi penganti rumput, karena kulit singkong yang mengandung
karbohidrta tinggi dapat dengan cepat menggemukann hewan ternak.
3.
Bioenergi
4.
Kulit
singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan
sebagai bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioethanol dari limbah kulit
singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif
dalam rangka mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar
nomigas yang terbaru yaitu BBN (Bahan Bakar Nabati) sebagai pengganti bensin.
f. Makanan Ringan Kripik
Makanan
ringan kerap kali menjadi makanan wajib bagi keluarga, secara lazimnya kripik
terbuat dari umbi-umbian dengan memanfaatkan dagingnya yang di potong secara
tipis-tipis kemudian digoreng dengan
minyak. Rasa kripik yang renyah dan gurih dengan aneka rasa dari rasa balado
sampai sapi panggang membuat anak-anak maupun orang dewasa menyukainya. Melihat
peluang ini penulis memutuskan untuk memanfaatkan kulit singkong sebagai
makanan ringan kripik yang dijadikan cemilan sederhana yang menyehatkan bagi anggota
keluarga.
Untuk
membuat kripik kulit singkong membutuhkan beberapa bahan baku:
o
Kulit
Singkong
o
Air
o
Tepung
Terigu
o
Garam
o
Kencur
o
Bawang
Putih
o
Ketumbar
o
Air
Kapur
o
Minyak
Goreng
Peralatan
yang digunakan untuk membuat kripik kulit singkong:
o
Pisau
o
Baskom
o
Wajan
o
Solet
o
Serok
o
Ember
o
Telenan
o
Timbangan
o
Kompor
Gas
o
Tabung
Gas
o
Cobek
g. Pembuatan Kripik Kulit Singkong
Pembuatan
kripik kulit singkong tergolong sederhana, karena bahan dan peralatan yang
dipergunakan sudah tersedia didapur setiap rumah serta mudah untuk ditiru.
1. Pengupasan
Singkong dikupas dengan pisau yang cukup tajam, atau
cukup mengambil limbah dipabrik kripik singkong atuapun pabrik tepung kanji.
Penulis mendapatkan kulit singkong dari limbah tepung kanji.
2. Pemisahan kulit singkong dalam dan kulit luar
Kulit singkong terdiri dari dua lapisan yakni lapisan
kulit dalam dan lapisan kulit luar, sedangkan yang dipakai untuk kripik adalah
lapisan kulit dalam dengan warna kulit putih dan kemerahan, kulit luar yang
berwarna coklat perlu dibuang.
3. Pencucian
Kulit
yang sudah dipilah dari kulit luar kemudian dicuci dengan air bersih.
4. Perebusan
Panci yang berisi air bersih direbus sampai mendidih
lalu masukkan kulit singkong yang sudah dicuci bersih sampai berwarna
kecoklatan.
5. Perendaman
Singkong hasil perebusan dicuci kembali hingga bersih
lalu masukkan kedalam baskom yang sudah diberi air kapur, garam dan air hingga
3 hari dengan menganti airnya setiap harinya.
6. Pemberian Cita Rasa
Haluskan bawang putih, ketumbar, kencur dan garam.
Kulit singkong yang sudah direndam air kapur dan garam dicuci kembali, kemudian
bumbu yang dihaluskan di campuri air secukupnya masukkan kulit singkong selama
3 jam.
7. Penggorengan
Dalam
pengorengan penulis mempuyai inovasi untuk diberi tepung terigu.
8. Penyimpanan
Kripik kulit singkong yang sudah ditiriskan tunggu
hingga sedikit dingin lalu masukkan kedalam toples. Dan siap disajikan sebagai
cemilan bebas dari MSG.
Setelah
melakukan percobaan sampai 3 kali lebih, penulis dapat menemukan formula yang
pas dalam mengolah limbah kulit singkong. Penulis melakukan demo di posko KKN
di Dukuh Bembem, Simbangdesa, Tulis, Batang. Pada hari/Tanggal Sabtu 21
September 2013 dengan peserta demo para kaum ibu disekitar posko dan karyawan
pabrik tepung kanji. Demo masak ini dapat membuktikan bahwa limbah kulit
singkong yang mengandung energi dan nutrisi sayang untuk dibuang begitu saja
dengan pengolahan yang benar akan menjadi cemilan yang sehat. Dengan langkah
awal pngupasan serta pemisahan antara lapisan kulit dalam dan lapisan kulit
luar , pencucian dan perbusan kulit singkong. Tiga hari untuk proses perendaman
dengan menggunakan air kapur serta garam dan proses pengorengan. Proses
pencucian, perebusan, perendaman, penggorengan bertujuan untuk menghilangkan
racun hidro sianida (HNC) yang berbahaya
untuk dikonsumsi. Proses perebusan dan proses perendaman kulit singkong
bertujuan untuk membuat kulit singkong menjadi renyah. Pemberian cita rasa
kulit singkong yang dibiarkan selama beberapa jam bertujuan agar bumbu yang
diberikan meresap kedalam kulit singkong dan menimbulkan rasa gurih saat
digoreng. Saat proses penggorengan disarankan agar minyak dalam keadaan panas
sehingga kulit yang digoreng renyah dan tidak meresap minyak yang banyak. Warna
yang dihasilakan coklat kehitaman sebab proses pembuatan tidak menggunakan
bahan pewarna maupun pengawet lainnya yang berbahaya jika dikonsumsi bagi
tubuh.
Respon
dari wargapun sangat berpengaruh dalam pembuatan kripik kulit singkong ini,
mereka baru mendengar bahwa limbah yang mereka hasilkan dapat bernilai ekonomi
yang lebih dari pada dimanfaatkan untuk pakan ternak saja.
Keunggulan
kripik kulit singkong, antara lain:
1.
Proses
pembuatannya mudah.
2.
Bahan
baku mudah didapat.
3.
Tidak
menggunakan bahan pengawet, penyedap rasa, dan pewarna sintetik.
4.
Menggunakan
alat yang sederhana.
Kelemahan
Kripik Kulit Singkong,:
1.
Waktu
yang dibutuhkan untuk pembuatan kripik kulit singkong lama.
2.
Sulitnya
pemilihan singkong manis yang tidak menimbulkan rasa pahit.
3.
Warna
kripik kulit singkong tidak menarik.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan pembuatan kripik kulit singkong dapat penulis simpulkan sebagai
berikut:
1.
Kulit
singkong yang notabene merupakan limbah industri kecil dapat dimanfaatkan
menjadi makanan ringan kripik.
2.
Racun
HCN dapat dihilangkan melalui proses pencucian, perebusan, perendaman, dan
proses pengorengan.
3.
Pembuatan
limbah kulit singkong menjadi makanan ringan kripik dapat menambah penghasilan
rumah tangga.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lain untuk meneliti kandunagn
gizi yang terkandung dalam kulit singkong setelah dijadikan kripik kulit
singkong.
2. Masyarakat menjadikan pembuatan kripik sebagai
industri kecil untuk menambah pendapatan.
3. Masyarakat dapat mengembangkan variasi yang lebih baik
yang penulis ajaukan.
0 Response to "KARYA TULIS ILMIAH (KTI)"
Post a Comment