“ UPAYA MENINGKATKAN
KETRAMPILAN SHALAT MELALUI METODE DEMOSNTRASI PADA KELAS II DI MI MUHAMMADIYAH
KALIPRAU KABUPATEN PEMALANG ”
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.[1] Dalam hal ini tentu saja
diperlukan adanya pendidikan professional yakni guru disekolah – sekolah dasar
dan menengah, serta dosen diperguruan –perguruan tinggisebagaimana yang
tersirat dalam Bab XI pasal 39 (2) UU sisdiknas tesebut.
Untuk
melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka
ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadaidalam arti sesuai dengan
tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan tersebut
yaitu seorang pendidik harus memiliki metode yang akan digunakan dalam proses
belajar dan mengajar.
Pendidikan
Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat fundamental yang harus di berikan kepada
anak sejak usia dini, hal itu wajib di berikan bagi seorang muslim. Pendidikan
agama di maksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk anak atau
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta
berakhlak mulia.
Hal
itu sesuai dengan yang tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, yang
berisi bahwa pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan watak serta peradaban bangsa yang bertujuan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlaq mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.[2]
Pendidikan Agama Islam
adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keberagaman (religiousitas) subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran-ajaran islam.2Pendidikan agama ini harus sudah di
laksanakan sejak dini melalui pendidikan yang pertama yaitu lingkungan keluarga
terutama di laksanakan oleh kedua orang tuanya.
Sebagai seorang muslim,
maka wajiblah orang tua mendidik anak-anak mereka agar menjadi orang yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, mereka diberi pemahaman bahwa tugas
manusia di muka bumi adalah semata- mata hanya
untuk beribadah kepada Allah,3 hal itu telah di jelaskan di dalam Al-Qur’an
surat Al- Dzariyat (51) ayat 56 :
Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.[3]
Aqidah
atau iman adalah fundamen dalam kehidupan islam, sedangkan ibadah adalah
manifestrasi dari pada iman. Kuat dan lemahnya ibadah seseorang di tentukan
oleh kualitas imannya.
Menurut
Ulwan, “Iman kepada Allah SWT merupakan pondasi dasar bagi anak-anak baik
secara moral maupun fisik, serta ada hubungan yang erat antara iman dengan
moral atau aqidah dengan perbuatan,“. Kualitas iman seseorang dibuktikan pada pelaksanaan
ibadah secara sempurna, ibadah merupakan bagian dari pendidikan Agama Islam
yang merupakan suatu tindakan yang bisa dilihat dari setiap dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan
agama yang di berikan orang tua kepada anaknya, yang pertama yaitu tentang
ketauhidan dan yang kedua adalah ibadah Salat. Kewajiban orang tua dalam
menumbuhkan fitrah kehidupan ini adalah dengan membina anak-anak agar beriman
kepada Allah, kekuasaan dan ciptaan-Nya. Bimbingan ini dilakukan ketika anak-anak
sudah dapat mengenal dan membedakan sesuatu serta diberikan secara berjenjang.
Dari hal–hal yang konkrit hingga kepada yang abstrak. Kemudian orang tua
menanamkan perasaan ingat kepada Allah SWT pada diri anak-anak dalam setiap
perilakunya setiap saat.
Ibadah
Salat merupakan salah satu bentuk realisasi dari ketaqwaan seorang muslim.
Salat di lakukan untuk mengingat (Dzikir) Allah. Dengan demikian, fungsi ibadah
Salat tidak hanya vertikal yaitu menyembah dan mengingat Allah, tetapi juga
secara horizontal yaitu mencegah perbuatan keji dan mungkar (maksiat).[4]
jika pendidikan ibadah Salat itu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, maka
akan terbentuk dalam diri jiwa anak dengan kuat, sehingga diharapkan kelak
mereka akan menjadi generasi muslim dan muslimah yang beriman dan bertaqwa.
Keberhasilan
orang tua dalam mendidik anak mengenai ibadah Salat, juga tidak lepas dari
faktor lingkungan lain yaitu sekolah. Sesuai dengan fungsi dan peranannya,
sekolah merupakan lembaga pendidikan lanjutan dari pendidikan di keluarga.
Lembaga ini akan memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan anak.
Pengaruh guru di sekolah merupakan suatu hal yang tidak dapat di hindari lagi,
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari seorang anak cenderung meniru apa yang
di ajarkan atau dilihat dari seorang guru. Ia meniru dan mencontoh apa saja
yang di dengar dan dilihatnya.
Proses
meniru dan mencontoh yang dilakukan oleh anak adalah bagian dari proses
belajar, yang diharapkan akan terjadi perubahan pada diri anak. Perubahan yang
terjadi karena proses belajar itu bersifat positif dan aktif Positif artinya
baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa
perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu
yang baru (seperti pemahaman dan ketrampilan baru) yang lebih baik dari pada
apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi
dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya bayi, yang bisa merangkak
setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.[5]
Lingkungan
sekolah khususnya guru akan selalu memberikan bimbingan kepada semua peserta
didiknya, sehingga mereka mendapatkan perubahan yang positif dan aktif dari
proses belajar itu. Untuk pembelajaran di Sekolah terutama tingkat taman
kanak-kanak, mereka di berikan kegiatan belajar yang memuat aspek kognitif,
efektif, dan psikomotorik dengan cara belajar sambil bermain.
Dalam
aspek psikomotorik, mereka belajar keterampilan yaitu belajar dengan
menggunakan gerakan-gerakan motorik (yang berhubungan dengan urat-urat syaraf
dan otot-otot /neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
ketrampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jenis ini latihanlatihan intensif
dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar
olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik dan juga
sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah Salat dan haji.”[6]
Dari
aspek motorik, anak pada masa kanak-kanak awal telah mampu mengontrol geraknya
sehingga untuk melakukan gerakan-gerakan Salat, anak telah mampu melakukannya.
Oleh karena itu guru dalam mendidik dapat membiasakan anak untuk bersama-sama
melakukan ibadah Salat. Dari sini diharapkan akan terbentuk jiwa keagamaan yang
positif dan mereka dapat tumbuh menjadi insan-insan yang benar-benar bertaqwa
kepada Allah SWT pada diri anak dikemudian hari.
Memberikan
pelajaran ibadah Shalat terhadap anak usia dini tidaklah mudah, karena pada
umumnya seorang anak itu mudah merasa bosan dan jenuh. Kadang-kadang anak akan
patuh dan menurut dengan apa yang di ajarkan guru di sekolahnya , tetapi kadang
pula melawan dan menjadi marah jika ditegur gurunya, seorang guru harus
pandai-pandai menarik perhatian peserta didiknya, sabar, ikhlas dalam tugas,
serta bisa mengelola kelas dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan
materi.
Dalam rangka mewujudkan
salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka langkah yang ditempuh adalah dengan
melaksanakan pendidikan dan pengajaran adalah tugas semua pihak, namun tugas
utama diemban oleh lembaga pendidikan atau sekolah.[7]
MI Muhammadiyah
Kaliprau yang beralamat di Jalan Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang
Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu amal usaha dari ribuan amal usaha
Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan MI Muhammadiyah Kaliprau
didirikan pada tahun 2005 dengan tujuan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
dan lebih khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Kaliprau dan
sekitarnya dalam pendidikan agama maupun pendidikan umum. Sejak berdiri hingga sekarang,
selama tujuh tahun berjalan, MI Muhammadiyah Kaliprau dididik oleh para guru
yang cukup bertanggung jawab. Dari tahun ke tahun
jumlah peserta didik cenderung meningkat. Seiring dengan berjalannya waktu MI.
Muhammadiyah Kaliprau senantiasa berbenah diri untuk mengejar target menjadi
lembaga pendidikan yang diperhitungkan. Terbukti pada hasil kelulusan yang
pertama tahun pelajaran 2012/ 2013, MI Muhammadiyah Kaliprau mampu mencapai peringkat
pertama UAMBN dari seluruh MI yang ada di Kabupaten Pemalang.
Ketika bel istirahat berbunyi
sebagaimana biasa anak-anak menuju ke masjid yang berada disampingnya untuk
menunaikan sholat sunah dhuha berjamaah, begitu pula saat waktu dhuhur, peserta
didik menuju masjid kembali untuk menunaikan sholat dhuhur berjamaah. Kemudian
sesaat setelah berakhirnya pelajaran pada setiap harinya ketua kelas memimpin
doa
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian di
Muhammadiyah Kaliprau Ulujami Pemalang.
Dengan mengambil judul : UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN
SHALAT MELALUI METODE DEMOSNTRASI PADA KELAS II DI MI MUHAMMADIYAH KALIPRAU
KABUPATEN PEMALANG ”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas, dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimana
pelaksanaan metode demonstrasi di MI Muhammadiyah Kaliprau Kabupaten Pemalang
- Bagaimana
ketrampilan shalat fardhu di MI Muhammadiyah Kaliprau Kabupaten Pemalang
- Bagaimana
upaya guru PAI dalam meningkatkan ketrampilan shalat fardhu di MI
Muhammadiyah Kaliprau Kabupaten Pemalang
C. TUJUAN PENELITIAN
1.
Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang disadari pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.
Untuk mengetahui penerapan materi pembelajaran melalui metode
demosntrasi materi shalat kelas II di MI Muhammadiyah Kaliprau Kab. Pemalang.
b.
Untuk mengetahui strategi pembelajaran melalui metode demonstrasi materi shalat kelas II di
MI Muhammadiyah Kaliprau Kab.
Pemalang.
c.
Untuk mengetahui peningkatan ketrmpilan shalat melalui metode demonstrasi di kelas II
MI Muhammadiyah Kaliprau Kab. Pemalang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1.
Secara teoritis
a.
Bagi peserta didik, diharapkan mampu menyerap pelajaran dengan
baik, terutama dalam ketrampilan shalat fardhu.
b.
Bagi pendidik, motivasi untuk selalu mengamalkan yang dicontoh
oleh peserta didiknya.
c.
Bagi dunia pendidikan, menambah kajian keilmuan tentang metode
demonstrasi.
2.
Secara Praktis
a. Bagi peserta didik, diharapkan
menjadi lebih baik dan mempraktekan secara istiqomah.
b. Bagi pendidik, pendidik
mampu untuk menginternalisasi nilai pendidikan dan merealisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Bagi dunia pendidikan,
pendidikan karakter tidak hanya sekedar teoritis semata, melainkan mampu untuk ditransformasikan
dalam sendi-sendi kehidupan.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Kerangka Teoritis dan Penelitian yang Relevan
Menurut Drs. Hamdani, M.A dalam bukunya yang berjudul ”Strategi Belajar Mengajar” menerangkan
bahwa metode adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau
acuan dalam melakukan sebuah kegiatan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar
perlu adanya pengembangan dalam hal pendekatan. Ada dua proses pengembangan, pertama, pendekatan secara empiris,
pendekatan ini menggunakan dasar - dasar teori, bahan pengajaran disusun
berdasarkan pengalaman pengembang. Kedua,
dengan pendekatan model, dalam penyusunan rancangan pengajaran dipilihkan
cara-cara tertentu, kondisi tertentu dan perubahan tertentu.[8]
Departemen Agama RI dalam bukunya yang berjudul ”Desain Pengembangan Madrasah” halaman 26
menerangkan bahwa penguasaan guru terhadap bidang studi yang diajarkan
merupakan dimensi lain yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap kualitas
kelas. Pada gilirannya berpengaruh pula terhadap prestasi mereka, lebih jauh,
persiapan guru, pengaturan, kemampuan menyampaikan bahan ajar, penggunaan
metode, presentasi yang tepat, kemampuan menjawab pertanyaan, dan membuat siswa
memahami tujuan pengajaran dengan jelas juga merupakan faktor yang mempengaruhi
persepsi siswa.[9]
Erna Dwi Handayani (1402204518) dalam skripsinya yang
berjudul ”Peningkatan Ketrampilan Membaca Puisi Dengan Pendekatan Metode
Demonstrasi” di fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun
2006. Menjelaskan tentang pentingnya pendekatan dengan metode demonstrasi lebih
memudahkan anak dalam menerima dan mempraktikan pembahasan yang disampaikan
oleh pengajar.
2.
Kerangka Berpikir
Kerangka
suatu teori merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi objek yang
diteliti dan kriteria suatu kerangka teori itu dapat meyakinkan sesama peneliti
atau ilmuan adalah dengan pola pikiran logis, hal ini berhubungan dengan teori-teori
hasil telaah pustaka.[10]
Tujuan pembelajaran
melalui metode demonstrasi adalah memudahkan siswa dalam menangkap pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Dengan mudahnya siswa menangkap pelajaran yang
disampaikan oleh guru, akan lebih mudah untuk menerapkan dalam kehidupan tanpa
merasa kesulitan.
Oleh karena itu, pembelajaran melalui metode demonstrasi
harus diterapkan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan guru. Atas dasar
itulah, diharapkan apa yang diharapkan oleh siswa maupun guru dapat tercapai
dalam menyeampaikan pelajaran.
F.
METODE PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian
lapangan (field Research), karena
data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari
lapangan baik langsung maupun tidak langsung.[11] yaitu MI Muhammadiyah Kaliprau Ulujami
Pemalang. Sedangkan sifat penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara
sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan dilapangan bersifat verbal,
kalimat, fenomene-fenomena dan tidak berupa angka-angka. [12]
2.
Sumber data
Data adalah informasi, hal, benda, atau orang yang akan diteliti
dan kenyataan yang akan dipredeksikan ke tingkat realitas, sedangkan sumber
data adalah benda, hal, atau orang, tempat penelitian mengamati, membaca atau
bertanya tentang data.[13]
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam : Sumber
Data Primer
Sumber data primer adalah subjek dimana data yang diperoleh
dari sumber utama.[14] Adapun yang tergolong sumber
data primer adalah adalah, kepala sekolah, guru dan karyawan.
a. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumber utama.[15] Sumber data sekunder
diperoleh dari buku-buku penunjang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.
Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a.
Observasi
Observasi adalah
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diteliti.[16] Metode ini penulis
gunakan untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung keadaan atau
kondisi sekolah, letak MI Muhammadiyah Kaliprau, dan penerapan metode
Demonstrasi materi Shalat kelas II di MI Muhammadiyah Kaliprau,
Kabupaten
Pemalang.
b.
Wawancara
Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan.[17] Metode ini digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan metode demostrasi materi Shalat kelas II di MI
Muhammadiyah Kaliprau Kabupaten Pemalang..
c.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan
data verbal yang berbentuk tulisan, dokumen, sertifikat, rekaman, kaset, dan
sebagainya.[18]
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdidrinya MI
Muhammadiyah Kaliprau Ulujami Pemalang, struktur organisasi, keadaan karyawan dan guru, keadaan peserta
didik, sarana dan prasarana dan sebagainya.
4.
Metode Analisis Data
Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong
mengutip dari Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran).
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Adapun sistematika
pembahasan skripsi ini tersusun menjadi 5 (lima) bab, yang terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan yang
berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Metode Penelitian
(meliputi: jenis penelitian, penentuan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis data) dan Sistematika Penulisan.
BAB II, Landasan Teori
penerapan Metode Demonstrasi yang berisi: Pengertian Metode
Demosntrasi, Dasar penerapan Metode Demostrasi, Manfaat penerapan Metode
Demonstrasi, Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi.
BAB III, Hasil Penelitian, yang berisi: Gambaran Umum MI Muhammadiyah Kaliprau Ulujami
Pemalang yang terdiri dari: Letak MI
Muhammadiyah Kaliprau, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Keadaan Guru,
Karyawan dan Siswa, Sarana dan Prasarana,
dan penerapan metode demonstrasi materi shalat kelas
II.
BAB IV, Analisis Penerapan
metode Demonstrasi materi shalat kelas II yang berisi: Analisis
Materi yang diterapkan menggunakan metode demonstrasi materi shalat kelas II di
MI Muhammadiyah Kaliprau Ulujami Pemalang, Analisis Strategi Penerapan Metode
Demonstrasi materi shalat kelas II di MI Muhammadiyah Kaliprau Ulujami
Pemalang.
BAB V, Penutup yang meliputi: Kesimpulan dan Saran-Saran.
Penutup Bagian Akhir Berisi Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Biografi
Penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Muhibin Syah, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),
hlm 1
Lampiran
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ( Jakarta: Dinas
Pendidikan,
2007) , hlm 1.
Departemen Agama
RI , Al- Qur’an dan Terjemahnya (Semarang : cv. Toha Putra,1996) hlm.417
Atang Abd .
Hakim , et. Al, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm 210
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rieneka
Cipta, 1991), h. 118
Djamarah,
Syaeful Bahri, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Departemen
Agama RI, Desain Pengembangan Madrasah,
Jakarta : 2004
Kholid Marbuko, dkk, Metodologi
Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara.2001), h. 60-61
Sutrisno
Hadi, Metodologi Research,
(Yogyakarta: Andi Offest, 1995), h. 21
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1998), h.
124
Herman
J. Waluyo, Metodologi Penelitian,
(Surabaya: FKIP UNS 1993), h.72
Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung : Penerbit Rosda Karya, 2007), h. 186
Koentjoroningrat, metode Penelitian Masyarakat,
(Jakarta: Gramedia, 1981), h. 63
Rosdakarya,
1995), hlm 1
Pendidikan,
2007) , hlm 1.
1996)
hlm.417
[4] Atang
Abd . Hakim , et. Al, Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000),
hlm 210
Rosdakarya,
1995), hlm 117
Rosdakarya,1995
) hlm 122.
[7] Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:
PT. Rieneka Cipta, 1991), h. 118
[11] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi
Offest, 1995), h. 21
[12]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1998), h. 124
[14] Herman J. Waluyo, Metodologi Penelitian, (Surabaya: FKIP
UNS 1993), h.72
[16] Suhairsimi Arikunto, Prosedur…, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1998), h. 128
[17] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung
: Penerbit Rosda Karya, 2007), h. 186
[18]
Koentjoroningrat, metode Penelitian
Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1981), h. 63
0 Response to "PROPOSAL SKRIPSI"
Post a Comment