PERBEDAAN PROSES PENCIPTAAN ADAM, ISA, DAN MANUSIA BIASA BERDASARKAN AYAT-AYAT SUCI AL-QUR’AN!


Ø Proses penciptaan Adam AS.
Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Di dlam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan dari tanah yang kering.


Dan sesungguhnya kami menciptakan manusia (Adam)”. Dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam myang diberi bentuk”.
          Menurut jumhur ulama’ mengatakan bahwa Shalshaal adalah tanah panas yang dicampur dengan pasir sehingga menjadi liat jika dikeringkan. Jika dibakar dengan api maka dia menjadi keramik.
          Kemudian diberi bentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Dari kata Al Masnun artinya yang dituangkan, tergambar, tegak berdiri. Setelah disempurnakan bentuk, dan ini dapat dikatakan fase terakhir proses penciptaan adam sebagai manusia pertama setelah mengalami fase-fase sebelumya, disamping fase berikutnya adalah peniupan ruh.
          Tubuhnya terjadi dari tanah kering dan tanah hitam yang berbau, tetapi kepadanya ditiupkan Roh dari Ilahi. Tuhan Berkata: “Dari Rohku”. Yaitu roh kepunyaan Tuhan. Sekalian roh ini adalah kepunyaan Tuhan. Sebab kita semua ini kepunyaan Tuhan. Setelah Tuhan menjadiakan manuisa itu, memberi hormat. Malikat yang terjadi dari Nur, semuanya sujud. Tetapi Iblis yang terjadi dari api beracun tidak mau sujud.[1]
          Ini adalah fase terakhir proses penciptaan Adam dari aspek Spiritual, setelah aspek fisiknya telah lengkap hingga ke tahap menjadi satu komponen wujud manusia. Sesuai dengan tafsir dibawah ini.


“maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkannya ke dalamnya ruh (ciptaan-Ku)”.
          Peniupan adalh menjalankan angin pada sesuatu. Ruh adalah badan halus. Allah memberlakukan sesuatu kebiasaan menciptakan kehidupan pada badan dengan benda halus itu. Hakikatnya adalah menyandarkan ciptaan kepada pencipta.[2]
Ø Penciptaan Isa AS.

Surat maryam ayat 19


“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.

Jibril mengatakan pemberian itu dari-Nya karena pemberitahuan tentang dirinya juga (sebagai utusan) alam-Nya. Tatkala Maryam mendengar perkataan Jibril, ia pun mengerti dari hal itu, maka,


“Maryam berkata, Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki sedang tidak pernah seorang menusia pun menyentuhku”.
Ketika Jibril AS mengatakan perkataan itu kepada Maryam, jibril meniupkan pada lengan tangan dan kerah maryam. Jibril As meraih lengan tangan baju maryam dengan jarinya lalu meniupkan padanya,maka saat itu juga Maryam mengandung Isa.[3]
Setelah menyampaikan ketetapan Allah, malaikat Jibril meniupkan ruh ke tubuh Maryam maka dia pun mengandungnya yakni mengandung anak leleki itu, yakni Isa As, lalu ketika dia sadar akan kandungannya dia menyisihkan diri dengannya, yakni dengan kandungan itu ke tempat yang jauh dari tempat sebelumnya ini.[4]


Ø Penciptaan Manusia biasa


Asal kejadian Manusia menurut surat Al mu’minun 12-14.
·     Fase sari pati tanah
Kata sulalah terambil dari kata salla yang antara lain berarti mengambil, kata ini mengandung makna sedikit, sehingga kata sulalah berarti mengambil sedikit dari tanah dan yang diambil itu adalah saripatinya.
·    
Fase Nutfah

“kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Nutfah yzng berarti setetes yang dapat membasahi. Ada yang mengartikan peringkat pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama, bermula setelah berlakunya percampuran air mani.
·    

Fase ‘alaqah


“kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah”
‘alaqah berarti segumpal darah yang menggantung. Setelah terjadi pembuahan (nutfah yang berada dalam rahim) maka terjadi proses dimana hasil pembuahan itu menghasilkan zat baru, yang kemudian terbelah menjadi dua, lalu yang dua menjadi empat, empat menjadi delapan, demikian seterusnya. Dalam proses itu, ia bergerak menuju ke dinding rahim dan akhirnya bergantung atau berdempet disana. Fase ‘alaqah adalah masa pada minggu pertama hingga minggu ke 3 di dalam rahim
·     Fase mudghah )  (المضغهyang berarti menggumpal sesuatu yang kadarnya kecil sehingga dapat dikunyah (segumpal daging) pada fase ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang lain.
·     Fase tulang (العظم لحما) pada fase ini terjadi pada minggu kelima, keenam, ketujuh, yaitu pembentukan tulang yang mendahului pembentukan otot-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk otot0otot akan membungkus rangka tersebut.
·     Fase janin. Pada fase ini menjelang minngu kedelapan. Pada fase ini juga terjadi penyempurnaan semua anggota yang sudah wujud.[5]
·     Setelah terbentuknya organ-organ tubuhyang sempurna maka ditiupkannya roh ke dalam jasad yang sudah berkembang. Kemudian lahirlah keluar dari perut ibunya dalm keadaan yang sangat lemah, kemudian tumbuh hingga menjadi dewasa, lalu kekuatan tubuh menjadi surut, tua dan beruban.




”Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
        Allah mengingatkan manusia ihwal beralihnya perkembangan fisik manusia. Pertama dia diciptakan dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, kemudian menjadi tulang, kemudian tulang itu dibungkus dengan daging, kemudian ditiupkan ke dalam tubuhnya ruh, kemudian keluar dari peut ibunya dalam keadaan sangat lemah, kemudian tumbuh hingga menjadi anak kecil, kemudian menjadi kanak-kanak, kemudian balig, kemudian menjadi pemuda. Itulah yang dimaksdu kuat setelah lemah.
        Lalu kekuatan tubuh manusia menjadi surut, tua, dan akhirnya pikun. Inilah yang dimaksud lemah setelah kuat. Hal ini sejalan dengan lemahnya hasrat, dinamika, dan kekuatan. Berubah pula sifat-sifat lahiriah dan batiniah. Karena itu, Allah berfirman, “Kemudian ia menjadikanmu, sesudah kuat itu, lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.” Dia melakukan apa yang dikehendaki-Nya.” Dan dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”[6]




[1] Hamka. Tafsir Al Ahzar juz 13-14, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2008, hlm. 185
[2] Tafsir Al-Qurtubi jilid 10, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, hlm. 58
[3] Tafsir Alqurtubi jilid 11, Jakarta: Pustaka Azzam,2008, hlm. 244
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, hlm. 167
[5] M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah jilid 9, Jakarta : Lentera Hati, 2004, hlm.166
[6] Tafsir ibnu Katsir jilid 3, Jakarta: Gema Insani Prees, 1999, hlm. 779

0 Response to "PERBEDAAN PROSES PENCIPTAAN ADAM, ISA, DAN MANUSIA BIASA BERDASARKAN AYAT-AYAT SUCI AL-QUR’AN!"

Post a Comment

Pages